Cakupan Imunisasi MR di Tangsel dan Kota Tangerang Paling Buruk

- 5 Oktober 2017, 14:18 WIB
Imunisasi MR ilustrasi
Imunisasi MR ilustrasi

SERANG, (KB).- Pelaksanaan imunisasi Measles-Rubella (MR) di Provinsi Banten masih seret. Dengan jumlah sasaran 3.322.185 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun di Banten, tingkat imunisasi IMR-nya masih di bawah target nasional yaitu 95 persen.  Tangerang Selatan dan Kota Tangerang menjadi dua daerah yang paling buruk dalam cakupan imunisasi MR bagi anak-anak. Di Tangerang Selatan, hingga saat ini, cakupan imunisasi yang dilakukan baru mencapai 84,7%. Sementara di Kota Tangerang, ada pada angka 86,6%. Sebaliknya, di Pandeglang, yang lokasinya lebih pelosok, cakupan imunisasinya malam tinggi. Di sana sudah mencapai 95,8%. Para orang tua di pelosok seperti Pandeglang lebih menurut ketika ada ajakan untuk imunisasi. Mereka memahami pentingnya kehadiran imunisasi bagi anak-anaknya. “Kondisi itu yang tak dirasakan denyutnya di Tangerang Selatan maupun Kota Tangerang. Padahal secara lokasinya dua daerah ini dekat dengan Jakarta. Tapi jarak yang dekat itu tak membuat akses informasi berjalan dengan baik,” ujar Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Jane Soepardi, Rabu (4/10/2017). Rumuskan strategi Jane mengatakan, strategi pendekatan ke bawah harus bisa dirumuskan dengan baik kalau ingin cakupan imunisasi di Banten, tinggi. Kepala daerah pun harus serius mengimplementasikan program tersebut.  Menurut Jane, konidisi Ini memang merupakan tantangan dalam partisipasi imunisasi. Jika kepala daerahnya ikut turun ke berbagai kantung-kantung imunisasi, cakupan bisa tinggi. Contoh paling konkret di Jawa Timur. Di sana, Gubernur Jatim Soekarwo memimpin langsung pelaksanaan imunisasi MR di berbagai daerah. Hasilnya bisa dilihat dengan nyata.  “Capaian Jatim menembus 105% lebih. Warga ikut tergerak saat kepala daerahnya juga aktif dalam kampanye imunisasi,” ungkapnya. Kondisi yang sama juga terjadi di Jawa Tengah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo termasuk bupati dan wali kotanya, berperan aktif untuk mengawal imunisasi. Strategi matang dari kepala daerah memberikan bukti yang konkret dalam pelaksanaan serta cakupan imunisasi. Termasuk dalam pemetaan daerah yang diprediksi seret dalam cakupan imunisasi. Dengan sisa waktu yang ada sampai 14 Oktober mendatang, Jane berharap besar kepala daerah di Banten bisa lebih aktif ke masyarakat untuk memimpin langsung pelaksanaan imunisasi. Terutama di dua daerah yang serapannya terendah, yakni Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.  ”Data anak sekarang sudah masuk dan terdeteksi. Jadi sebenarnya lebih mudah dengan mendatangi mereka yang belum diimunisasi,” ucapnya. Sudah lakukan upaya Sementara itu, Direktur Unicef Wilayah Pulau Jawa Arie Rukmantara mengatakan, sebenarnya Gubernur di Provinsi Banten serta kepala dinas kesehatan dan jajarannya, telah melakukan upaya yang baik. Tanpa kenal lelah terus berkampanye dan mengajak warga untuk mengimunisasikan anaknya. ”Namun, mereka (Pemprov Banten) tidak bisa bekerja sendirian. Karena itu, kepada bupati dan wali kota di Banten yang daerahnya belum mencapai target, sebaiknya menunjukkan dedikasi yang sama dengan provinsi. Keberhasilan kampanye imunisasi MR perlu partisipasi semua pihak. Mulai dari pemimpin yang turun langsung menyemangati para petugas puskesmas. Termasuk peran kepala sekolah, guru, orang tua dan tokoh masyarakat,” ujar Arie, seusai melakukan pertemuan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Kamis (5/10/2017). Arie menandaskan tentang pentingnya kepemimpinan di semua tingkat, mulai gubernur, wali kota/bupati, camat, lurah/kades, dalam memastikan upaya melindungi anak dari campak dan rubella.(RG)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x