Toton Greentoel Meninggal Dunia

- 1 November 2017, 03:00 WIB
toton-grentoel-tutup-usia
toton-grentoel-tutup-usia

SERANG, (KB).- Salah satu seniman yang dikenal sebagai pejuang seni budaya Serang, Toton Greentoel meninggal dunia pada Selasa (31/10/2017) sore. Meninggalnya kang Toton sapaan akbarnya diakibatkan terkena angin duduk. Sahabat kang Toton, Arif Kirdiat menjelaskan, sekitar pukul 15.00 WIB mendapat pesan singkat dari istrinya, bahwa almarhum meninggal dikediamannya akibat angin duduk setelah mengantarkan anaknya sekolah. Ia dikenal sebagai seniman yang bekerja dalam sunyi dan tidak banyak menuntut, tetapi banyak berbuat. "Hanya sayangnya selama beliau berkiprah itu, peran dari pemerintah minim. Nah, seharusnya ketika beliau sudah tidak ada, pemerintah harus mencari album-album beliau yang berbahasa Jawa Serang," katanya saat dihubungi Kabar Banten, Selasa (31/10/2017). Menurut dia, pemerintah harus segera memproduksi ulang karya-karyanya. Saat ini, tidak ada seniman yang mau berbuat seperti beliau. Mencari seniman Jawa Serang dinilai sulit di tengah gempuran globalisasi, hanya almarhumlah yang berjuang atau berkerja dalam sunyi tersebut. "Bisa dibilang beliau itu seniman satu-satunya dari Serang. Beliau itu punya kedekatan dengan pejabat, tetapi tidak mau memanfaatkan kesempatan itu. Beliau tidak mau meminta-minta, dia lebih baik mengamen daripada meminta proyek ke pemerintah," ujarnya. Almarhum Toton, lanjut dia, merupakan sosok yang sangat sederhana. Sejak 2004, dia sudah mengenal dan memiliki kedekatan dengan almarhum Toton dan sangat disayangkan semasa hidupnya tidak dipedulikan pemerintah atas semua karya-karya yang diciptakannya. "Beliau itu sudah memiliki 4 album, hanya saja masih indie label dalam arti beliau produksi sendiri, bikin CD sendiri, syuting sendiri dan menjual sendiri karyanya. Beliau itu tidak neko-neko orangnya, ketika diajak pentas pun tidak menanya honor duluan, yang penting pentas aja dulu," ucapnya. Ia menuturkan, kesederhanaan beliaulah yang masih membekas. Ia berpesan kepada pemerintah, agar bisa memerhatikan anak dan istri yang ditinggalkan. "Anaknya kan yatim, ketika masih hidupnya dengan beban hidupnya beliau harus menyekolahkan anaknya, maka perlu ada perhatian dari pemerintah. Beliau itu kan bisa dikatakan sebagai pejuang Banten pascaterbentuknya Provinsi Banten dengan mengangkat seni budaya Banten," tuturnya. (TM)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah