Sakit, TKI Asal Carenang Dipulangkan

- 31 Desember 2017, 20:00 WIB
TKI ilustrasi
TKI ilustrasi

Rohmanah (45), tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Ragas Tegal, Desa Ragas Masigit, Kecamatan Carenang yang telah beberapa kali bekerja di wilayah Timur Tengah selama 4,6 tahun, kini dipulangkan ke tanah air dengan kondisi sakit. Untuk mengadu nasib demi membiayai sekolah anak-anaknya, ibu dengan tiga anak tersebut, pertama menjadi TKW ke Kuwait pada 2008-2010, kemudian pada 2011 bekerja di Madinah, dan terakhir berangkat pada 2017 ke Saudi Arabia, serta dia hanya bertahan enam bulan karena kondisi tubuhnya yang mulai sakit. Saat pergi ke Saudi Arabia, dia juga diduga kuat berangkat melalui jalur ilegal, karena diketahui sejak 2015 ada moratorium pemberangkatan TKI ke daerah Timur Tengah. Ia menuturkan, berangkat ke Saudi Arabia sekitar enam bulan lalu. Tekadnya berangkat ke luar negeri, untuk memperbaiki kondisi perekonomiannya. Sebab, pascaditinggalkan suaminya pada 2006 lalu, kehidupannya menjadi sangat sulit. Bahkan, dia tidak mampu untuk membiayai sekolah anak-anaknya. "Pengen biayain sekolah anak-anak saya, ada yang kuliah juga SMP, jadi terpaksa kerja keluar negeri," katanya kepada Kabar Banten, Jumat (29/12/2017). Ia mengatakan, sudah tiga kali berangkat menjadi TKW ke daerah Timur Tengah, yaitu ke Kuwait, Madinah, dan Saudi Arabia. Selama keberangkatannya ke Kuwait dan Madinah, dia tidak mengalami masalah, karena dia memang berangkat dengan agen penyalur yang resmi dan terdaftar. Namun, lain ceritanya saat keberangkatan yang ketiga ke Saudi Arabia, dia berangkat lewat jalur tidak resmi. "Kalau yang sebelumnya resmi, kalau yang sekarang (keberangkatan ketiga) mah ilegal," ujarnya. Meski demikian, menurut dia, berangkat lewat jalur ilegal bukan atas kemauannya. Tetapi, karena dia tidak mengetahui jika jalur yang diambilnya tidak resmi. Namun kemudian, kecurigaannya mulai muncul pada saat seseorang yang mengurus keberangkatannya membuatkan paspor di Tangerang, sedangkan KTP-nya ada di Kabupaten Serang. "Udah gitu enggak ada tanda tangan di atas materai kaya sebelumnya," ucapnya. Karena hal tersebut, dia sempat menolak untuk berangkat ke Saudi Arabia. Akan tetapi, seseorang yang menjadi penyalurnya tersebut memaksanya untuk berangkat. Akhirnya dengan terpaksa, dia berangkat ke luar negeri. "Berangkatnya sendiri, tapi ada yang bawa masih tetangga kampung sendiri. Pas mau berangkat dikasih uang Rp 3,5 juta," tuturnya. Namun nahas, setelah beberapa bulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Algasim, dia menderita penyakit ginjal dan paru-paru. Bahkan, penglihatannya mulai kabur.  Ia sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya kepada majikannya, namun majikannya tidak pernah percaya dan justru menyebutnya pemalas. Setelah berulang kali, akhirnya dia sempat dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan ternyata benar dia mengidap penyakit tersebut. "Sakitnya karena bulak balik kerjanya (di beberapa rumah). Setelah tahu sakit, saya langsung dipulangkan sama majikan dianya takut. Di perjalanan saya sendiri. Sampai di bandara saya dijemput sama orang yang berangkatin dulu," katanya. Saat ini, kondisi ekonominya kembali memprihatinkan. (Dindin Hasanudin)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah