Panen Jagung di Pamarayan, Petani Keluhkan Akses Jalan

- 25 Januari 2018, 07:45 WIB
gubernur-panen-jagung
gubernur-panen-jagung

SERANG, (KB).- Petani di Desa Pudar, Kecamatan Pamarayan mengeluhkan kondisi akses jalan di daerah setempat yang rusak. Padahal, ruas jalan tersebut akses utama untuk mengangkut hasil pertanian terutama jagung yang saat ini sedang gencar digemingkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dan Pemerintah Pusat. Ketua Gapoktan Karya Mekar, Anani mengatakan, selama menanam jagung petani memiliki beberapa persoalan, di antaranya infrastruktur jalan yang rusak, sehingga membuat petani kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya. Oleh karena itu, pihaknya memohon, agar ruas jalan mulai dari Desa Pasir Kembang sampai ke desanya bisa diperbaiki untuk menunjang pertanian. “Itulah kesulitan kami. Ini bukan aspirasai saya pribadi, tapi semua masyarakat,” katanya saat memberikan sambutan di acara penen raya jagung di Kampung Harendong, Desa Pudar, Kecamatan Pamarayan, Rabu (24/1/2018). Selain itu, ujar dia, petani juga masih kekurangan alsintan (alat dan mesin pertanian). “Sebetulnya, saat ini ada traktor roda empat, hanya saja pengoprasiannya terkendala dengan kondisi ruas jalan yang rusak. Traktor kami jadi tidak bisa masuk,” ucapnya. Ia dan petani di daerah tersebut berjanji, jika infrastruktur diperbaiki, ke depan luasan tanam jagung di daerahnya akan ditingkatkan hingga mencapai 100-150 hektare. Bukan hanya jagung, namun kedelai juga dikembangkan. Ditantang Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa siap untuk membangun infrastruktur ruas jalan di wilayah tersebut. Namun, dengan syarat bisa meningkatkan luas tanam jagung hingga mencapai 500 hektare. “Saya kan sudah tantang, boleh saya bangun jalannya, tapi jangan 55 hektare. Coba 500 hektare atau minimal 300 hektare, katanya ada peluangnya segitu,” tuturnya. Ia mengatakan, jika di daerah tersebut bisa tercapai luasan hingga 300 hektare, maka secara otomatis Pamarayan akan menjadi sentra jagung Kabupaten Serang, maka tanpa diminta pihaknya akan memfasilitasi aksesibilitasnya. “Kami fasilitasi kalau ini sentra jagung. Kalau cuma 55 hektar tercecer di mana-mana,” katanya. Ia menjelaskan, syarat tersebut bukan berarti pemkab tidak akan membangun jalan jika tidak terpenuhi. Hanya saja tantangan tersebut sebagai rangsangan, agar petani lebih serius menanam jagung secara intensif. “Maksud saya, biar mereka menanam jagung sebagai jalan hidup, tanam, urus, pelihara, sehingga produksinya tidak 3,5 ton per hektare, tapi 8 ton per hektare,” ujarnya. Ia menuturkan, petani tidak perlu risau jagungnya tidak terjual, sebab berapapun banyaknya, Pemkab Serang siap untuk membeli jagung tersebut. Apalagi, selama ini kebutuhan suplai jagung mencapai 10.000 ton per bulan dan baru terpenuhi 500 ton. “Karena, kami sudah siapkan pabriknya ada BUMD PT Agro Serang Berkah yang akan produksi jagungnya. Selain itu, ada juga sembilan perusahaan pakan ternak yang bisa terima dan sudah MoU,” ucapnya. Gubernur Banten, Wahidin Halim hadir dalam panen jagung tersebut mengatakan, selama ini Presiden Joko Widodo melalui Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman telah meminta, agar Banten meningkatkan tanam jagungnya hingga menjadi sentra. Sebab, setelah dilakukan penelitian, ternyata potensi jagung memang ada di Banten. “Itu mulai dari kultur tanah dan kondisinya,” tuturnya. Untuk Banten, dia menargetkan hingga 110.000 hektare luasan tanam jagung. Sementara, sekarang produksi jagung di Banten baru sekitar 3,5-4 ton per hektare dan diharapkan bisa ditingkatkan sampai 12 ton per hektare. Sekarang konsentrasi di petani jagung juga menjadi prioritas bagi pemerintah provinsi maupun kota/kabupaten. (DN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah