Wisata Cibanten Tak Terawat dan Sepi Pengunjung

- 30 Juni 2018, 12:54 WIB
PSX_20180630_125059
PSX_20180630_125059

SERANG, (KB).- Objek wisata alam Situ Cibanten yang berlokasi di Kampung Masigit, Desa Sukabares, Kecamatan Ciomas, kondisinya tidak terawat dan dipenuhi rumput liar. Akibatnya destinasi wisata yang sudah berumur ratusan tahun itu kini tampak kumuh dan sepi dari pengunjung.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Banten, Cibanten adalah salah satu sumber air yang biasa digunakan warga sekitar. Asal mula diberi nama Cibanten dikarenakan pada masa Kesultanan Banten sangatlah sulit mencari sumber air yang dapat mengairi sebagian besar daerah Banten.

Sampai akhirnya ditemukan sumber air yang kemudian diberi nama Cibanten. Cibanten dilestarikan oleh pemerintah, dirawat dan dilindungi oleh Perhutani. Aliran air disana mengalir sampai ke Kali Banten dan mayoritas digunakan oleh penduduk pada masa Kesultanan Banten hingga saat ini.

Air dari sumber terbesar itu digunakan masyarakat untuk keperluan pengairan lahan pertanian hingga untuk konsumsi masyarakat. Airnya yang tidak pernah surut sepanjang tahun meskipun musim kemarau membuatnya menjadi andalan masyarakat.

Namun kini, nasib situ bersejarah itu sudah jauh dari layak. Tampak rumput air atau dikenal warga sekitar dengan sebutan rumput genggong memenuhi permukaanya. Airnya yang dulu biru dan jernih kini tampak keruh dan kotor. Pengunjung yang biasanya ramai untuk menikmatinya kina pun tampak sepi.

Seorang pedagang makanan di area Objek Wisata Alam Cibanten, Abang mengatakan, ‎kondisi Cibanten yang dipenuhi oleh rumput, dan sudah mengalami pendangkalan ini sudah terjadi sejak akhir tahun 2017. Pada saat itu tanda tanda munculnya rumput liar itu sudah terlihat. “Jadi waktu itu pas musim angin kencang dan hujan mulainya akhir tahun,” ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui di lokasi, Kamis (28/6/2018).

Abang mengatakan, selama ini petugas dari Pemerintah daerah (Pemda) juga sudah ada yang mencoba untuk membersihkannya. Namun kerja tersebut masih dinilai belum maksimal. Sebab bekerjanya sedikit sedikit, sehingga pekerjaanya saling kejar dengan masa tumbuh rumput. “Enggak sekaligus, jadi belum selesai sudah tumbuh lagi rumputnya. Sudah dari sekitar empat bulanan,” katanya.

Pria yang sudah sejak masa Reformasi berjualan di sekitar Cibanten itu mengatakan, sebelum kondisinya memprihatinkan seperti saat ini, banyak wisatawan yang datang dari berbagai daerah. Bukan hanya dari Kabupaten Serang, tapi juga dari Kabupaten Lebak, dan Pandeglang. Kedatangan mereka hanya sekadar untuk mandi dan menikmati kesejuhkan alam yang masih asri. Itu. “Banyak yang datang dulu mah, ada juga yang mincing. Soalnya banyak ikannya disitu,” ucapnya.

Dirinya pun merasa miris dengan kondisi saat ini. Bahkan beberapa waktu lalu datang segerombolan orang untuk melihat situ tersebut. Setelah melihat kondisinya yang demikian, mereka pun mengurungkan niatnya. “Pas sampai sini enggak jadi mandi katanya takut gatal, terus takut ada ular. Ya akhirnya pulang lagi, walaupun datang kesini itu tak dipungut biaya sepeser pun" katanya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah