MUI Banten Terjunkan 150 Tenaga Penerangan Tangkal Terorisme dan Radikalisme

- 31 Juli 2018, 13:01 WIB
1---MUI1
1---MUI1

SERANG, (KB).- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten akan menerjunkan 150 tenaga penerangan ke seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Banten. Mereka akan bertugas memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terpapar oleh paham radikalisme dan terorisme. "Dalam waktu dekat ini kita akan menyiapkan SDM (sumber daya manusia) nya, tenaga penerangan, orang yang akan menangkal paham-paham tentang terorisme, sekitar 150 untuk pertama ini," kata Ketua Umum MUI Provinsi Banten, A M Romly kepada Kabar Banten, Senin (30/7/2018). Tenaga penerangan ini diisi oleh alumni pendidikan kader ulama MUI dan tokoh agama di wilayah Provinsi Banten. Sasaran utama mereka adalah masyarakat yang belum terpapar oleh radikalisme dan terorisme. "Ada, kita paling juga kan kontra terorisme. Kontra terorisme itu artinya yang belum terpapar oleh paham-paham terorisme dan radikalisme, kami berikan penerangan dan penjelasan, supaya tidak terpengaruh masyarakatnya itu," ujarnya.
Penugasan tenaga penerangan ini terlaksana atas kerja sama antara MUI Provinsi Banten dengan Kanwil Kemenag Provinsi Banten. Harapannya, upaya ini dapat membuat masyarakat paham tentang bahaya terorisme. "Pokoknya kita harus berpedoman kepada fatwa majelis ulama, bahwa terorisme itu haram, perbuatan teror itu haram, tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, umat harus hati-hati dan waspada, jangan gampang dipengaruhi oleh paham terorisme yang akan menimbulkan kerusakan, baik untuk diri pribadi maupun untuk masyarakat umum," ucapnya. Menurut Romli, tidak ada sebab tunggal terjadinya gerakan terorisme di Indonesia. Secara umum, penyebabnya yakni paham keagamaan yang ekstrem, faktor sosial politik, ekonomi dan budaya. "Juga harus didalami, jadi tidak ada faktor yang tunggal, yang menganggap orang tidak sepaham adalah orang-orang kafir," tuturnya. Terorganisir Sekretaris FKPT Banten, Amas Tadjuddin mengatakan, penangkapan terduga kelompok teroris di Banten menunjukkan keberadaannya dan pola rekrutmen kelompok ini sangat terorganisir. "Menyebar di berbagai kelompok masyarakat dan selalu mengetengahkan tema-tema surgawi, seperti jihad dan sambutan bidadari manakala mati syahid lewat bom bunuh diri. Juga ada iming-iming honor puluhan juta rupiah perbulan bagi yang sanggup menjalani "penganten" jihad dan menjadi bomber," tuturnya. Selain itu, situasi sosial politik terkini memicu percepatan tumbuh kembangnya gerakan kelompok terorisme. Pemicu lainnya, faktor kemiskinan, dendam dan diskriminasi kebijakan nasional internasional terhadap umat Islam. "Salah memahami ajaran agama, dan hendak mendirikan negara suci mengganti ideologi Pancasila. Itulah di antaranya di Banten masih teridentifikasi tumbuh dikalangan tertentu," katanya. Atas persoalan tersebut, FKPT Banten terus berupaya melakukan kegiatan dan koordinasi dengan berbagai kelompok masyarakat dan para pemangku kebijakan. Koordinasi ini dilakukan dalam rangka mencegah perkembangan gerakan radikal terorisme. "Seperti kegiatan pelatihan kajian dan peningkatan kewaspadaan para penyuluh kementeriaan agama, para juru dakwah, tokoh ormas, komunitas media koran televisi, pemuda mahasiswa santri dan pelajar se-Provinsi Banten, teragendakan bulan berikutnya Agustus sampai Desember 2018," katanya. (SN)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x