SETELAH resmi memimpin Pemerintah Kota (Pemkot) Serang 5 Desember 2018, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang Syafrudin-Subadri Ushuludin langsung tancap gas. Rabu (19/12/2018) hari ini, tepat dua pekan pasangan duet birokrat-politisi ini efektif bekerja. Program 100 hari kerja menjadi ujian pertama bagi Syafrudin-Subadri yang memiliki jargon 'Aje Kendor' ini. Fokus program 100 hari itu pada berbagai penyelesaian permasalahan seperti kemacetan, banjir, sampah, dan pedagang kaki lima (PKL). Pascapelantikan, Syafrudin dan Subadri seolah tak pernah absen blusukan untuk melihat langsung kondisi wilayahnya dan merespons berbagai keluhan masyarakat. Syafrudin mengawali kerja di hari pertamanya dengan meninjau terowongan Trondol yang menjadi langganan macet. Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang ini kemudian memutuskan untuk membuka jalur alternatif di kawasan perumahan Taman Mutiara Indah (TMI). Jalan tersebut semula fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) pengembang TMI, namun kini sudah diserahkan ke Pemkot Serang. Pembangunan jalan beton tersebut dianggarkan Rp 2 miliar di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP). Aksi nyata juga ditunjukkan dengan mulai menata para PKL di lokasi, yang tidak seharusnya seperti di bahu jalan Pasar Lama dan di kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri. Para pedagang tersebut akan direlokasi ke Kepandean.