Banten Dinilai Perlu Diteliti

- 21 Januari 2019, 17:15 WIB
university of amsterdam
university of amsterdam

SERANG, (KB).- Banten dinilai masihi perlu dilakukan penelitian, khususnya pada segi budaya Banten. Alasannya, referensi budaya Banten yang keberadaannya terletak di Leiden, Belanda. Hal tersebut diungkapkan Direktur Bantenologi Helmi Fauzi yang mengatakan, hampir kesulitan menemukan budaya Banten. Bahkan, bisa mengalami kegagapan mengenal Banten, dalam acara Seminar Internasional Pitung, Banten, and The Dutch yang diadakan oleh Bantenologi di Aula Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten. "Referensi ada nun jauh di sana, ada di Leiden, dan mesti ada upaya untuk menyediakan sumber-sumber itu sendiri," katanya. Ia menuturkan, Bantenologi lembaga struktural yang sudah 18 tahun berada di UIN SMH Banten, yang mencoba untuk mengembangkan kajian tentang Banten, fokus budaya, dan sejarah Banten. Komitmen di awal sampai saat ini, ujar dia, ikut berkontribusi untuk Banten. Mengadakan riset yang sederhana, melibatkan banyak mahasiswa untuk riset, dan pengumpulan data. "Kajian Banten masih ibarat hutan yang masih perawan," ucapnya. Masyarakat Banten belum mampu menjelaskan siapa dirinya, tutur dia, maka tagline Bantenologi adalah Mengkaji Tradisi, Membangun Jati Diri. "Karena itulah kami mengundang kawan-kawan dari komunitas, perorangan, lembaga, dan pekerja kebudayaan, untuk melakukan kerja sama dalam hal ini, karena tentu tidak bisa bekerja sendiri," katanya. Akademisi University of Amsterdam Roelof Jakob Van der Veen menuturkan, banyak arsip sejarah Banten yang berada di Belanda serta ada legesi terbesar, yaitu warisan terbesar dari Belanda untuk Indonesia, yang tidak hanya bahasa, tapi juga berdirinya Republik Indonesia. "Karena, Belanda yang mempersatukan pulau-pulau," ujarnya. (Besta/YA)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah