SERANG, (KB).- Ulama harus bijak dan pandai dalam berdakwah di media sosial. Sebab jika tidak, niat dakwah justru malah akan berbalik menciptakan permusuhan antarumat. Demikian dikatakan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, KH. A. Romly, seusai menggelar diskusi bertema “Karakter, Peran dan Dampak Media Sosial dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,” Kamis (24/1/2019). Diskusi berlangsung di aula MUI Banten, menghadirkan pembicara tunggal, yakni Deputy of Identification and Detection, National Cyber and Crypto Agencies, Irjen Pol. Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H. “Kalau kita membaca Alquran, maka setiap lembarnya selalu ada ayat yang menggambarkan kelembutan Allah Swt,” kata Romly kepada kabar-banten.com. Dikatakan, jika disimpulkan maka seluru ayat Alquran itu terkumpul pada Surat Al Fatihah. Jika Surat Al Fatihah disimpulkan, maka tergambar pada basmalah. “Jika basmalah disimpulkan, terkumpul pada dua kalimah, yakni ar rohman dan ar rohim. Dua kalimah itu mempunyai arti sama, yakni cinta,” kata KH. Romly. Dalam kaitan ini, KH. Romly mengingatkan para ulama Banten agar menjalankan dakwah dengan cinta. Para ulama juga dimintanya tidak terjebak dengan ujaran kebencian, yang sering kala muncul tanpa disadari oleh pengguna media sosial. “Bagus-bagus saja menggunakan medsos untuk dakwah, tapi harus hati-hati. Jangan sampai justru para kiai sendiri yang terjebak,” katanya. Menurutnya, dewasa ini sudah banyak pendakwah yang memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyiarkan ajaran Islam. “Betul bahwa media sosial adalah ladang dakwan, dilihat dari begitu banyaknya pengguna medsos dewasa ini. Akan tetapi ingat, medsos juga bisa berdampak negatif. Sebab, medsos bisa mempengaruhi cara berpikir dan bertindak penggunanya,” ungkap KH. Romly.