M Nawa Said Dimyati, Lahir dari Pergerakan

- 29 Oktober 2019, 20:30 WIB
Cak Nawa
Cak Nawa

MENJADI legislator bagi M Nawa Said Dimyati merupakan hal yang luar biasa. Pria kelahiran Pacitan, 31 Maret 1969 tak pernah menyangka bisa terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten.

Sebab, dirinya memiliki keterbatasan dana saat mengikuti pesta demokrasi pemilihan legislatif (Pileg) 2019. Ayahnya berprofesi sebagai Kepala KUA Kabupaten Pacitan.
Namun, berkat perjuangannya merangkul masyarakat, M Nawa Said Dimyati yang akrab disapa Cak Nawa mendapatkan kepercayaan menjadi anggota Dewan.

Sebelum sampai pada posisi saat ini, Cak Nawa sebetulnya sudah lama berkenalan dengan dunia gerakan dan politik. Pengalaman pertama didapatkan saat duduk di bangku SMA 86 Malang. Pada masa yang bertepatan dengan pemerintahan era orde baru itu, kegiatan harinya-harinya sebagai siswa banyak diisi dengan aktivitas sosial.

Kecintaannya terhadap dunia pergerakan berlanjut saat duduk di bangku kuliah di Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang, dengan terjun ke Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Tak berbeda dengan saat menjadi siswa, pilihannya terjun ke organisasi mahasiswa juga membuat masa kuliahnya banyak diisi dengan kegiatan sosial.

Selesai kuliah Cak Nawa merantau ke Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Di tempat inipun ia sering kali bersentuhan dengan masyarakat melalui berbagai program sosial. Program sosial yang ia kenang salah satunya membantu anak tak mampu melanjutkan pendidikan.

“Anak yang kebetulan orang tuanya lagi mengalami masalah, atau orang tuanya enggak ada, bagaimana caranya supaya bisa sekolah. Bareng masyarakat kita sekolahin,” ujarnya.

Pada 1994 ia menikah dengan perempuan yang jadi pujaan hatinya. Masa awal menikah tak dilalui dengan manis. Ia harus tertatih-tatih membangun ekonomi keluarga. Profesinya yang digelutinya untuk membuat dapur keluarga ngebul adalah berdagang. Sambil bergadang, tak ketinggalan program sosial di masyarakat tetap dijalankan.

Hari berlalu, pada 2003 Cak Nawa mendapatkan telepon dari sang ibunda. Melalui telepon itu ibundanya meminta dirinya membantu pemenangan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pilpres 2004.

“Aktiflah di Demokrat sejak 2004 awal. Kemudian setelah pemilu 2004 itu saya diminta menjadi tim pemenangan gabungan, atau tim kampanye gabungan SBY-JK pada saat itu untuk Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah