Wujudkan Kota Sehat Perlu Peran Keluarga

- 15 November 2019, 08:30 WIB
PKK-Kota-Serang-obrolan-mang-fajar
PKK-Kota-Serang-obrolan-mang-fajar

Dalam mewujudkan Kota Serang sehat, bisa dimulai dari dalam keluarga. Kemudian, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga terbawa ke dalam lingkungan masyarakat. Sehingga, dari langkah kecil tersebut dapat menularkan kepedulian terhadap kebersihan serta ketertiban di masyarakat.

Demikian dikatakan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Ade Jumaiyah Syafrudin, saat menghadiri acara Obrolan Mang Fajar di Kantor Harian Umum (HU) Kabar Banten, Kamis (14/11/2019). Ia menginginkan Kota Serang menjadi kota sehat, sesuai dengan hati PKK, yakni indah, sejuk, bersih dan nyaman.

"Salah satu peran penting dalam mewujudkan kota sehat adalah peran keluarga. Kami mulai dari PHBS melalui keluarga. Karena memang salah satu unsur yang penting dalam mewujudkan Kota Serang sehat. Bagaimana kita menanamkan perilaku hidup sehat, dengan menjaga kebersihan keluarga dan lingkungan," katanya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kata dia, harus ditanamkan dalam lingkup keluarga terlebih dahulu. Sebab, untuk mengubah perilaku tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Perlu ada upaya yang dilakukan. Saya pun cukup kewalahan untuk menanamkan PHBS ini. Tapi secara konsisten, kami terus melakukan pembinaan untuk itu," ujarnya.

Selain itu, ucap dia, PKK merupakan “motor penggerak” masyarakat dalam menerapkan kegiatan kemasyarakatan. Bahkan, ada sepuluh program pokok PKK yang harus dilakukan di setiap kelurahan di Kota Serang. Seperti saat ini, salah satu program yang telah rutin berjalan, adalah menyapu halaman pada pagi dan sore hari.

"PKK ini kan motor penggerak yang langsung turun ke lapangan. Jadi sepuluh program kami itu memang menyasar kepada masyarakat. Bahkan, kami pun membuat komunitas di dalam lingkungan masyarakat dan kelompok kerja (pokja). Tujuannya tak lain adalah untuk menuju Kota Serang Sehat," ucapnya.

Ia mengatakan, yang menjadi fokus pihaknya adalah Kecamatan Kasemen. Sebab, wilayah di sana masuk kategori kumuh. Kemudian, masyarakatnya pun masih ada yang menderita gizi buruk. "Kasemen ini banyak keluhannya. Ada sampah, kekeringan, kebanjiran, dan di sana juga masih ada gizi buruk. Dan masuk wilayah kumuh," tuturnya.

Sementara, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Ajat Sudrajat menjelaskan, persoalan sampah di Kota Serang sampai saat ini masih terkendala pada pembuangan akhir sampahnya. Sebab, kebanyakan masyarakat hanya mengumpulkan sampah di satu tempat, dan menunggu diangkut. "Seharusnya masyarakat bisa memanfaatkan sampah dengan cara membuat kerajinan," ujarnya.

Pada 2020 nanti, pihaknya akan memfokuskan untuk mengurangi pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cilowong. "Kami ada beberapa program dan rencana, salah satunya mengurangi pembuangan sampah ke TPAS. Nanti, kami juga meminta masyarakat untuk memilah sampah plastik dan organik," katanya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah