Hadapi Cuaca Ekstrem, Kabupaten/Kota di Banten Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Alam

- 11 Januari 2020, 07:15 WIB
BMKG Serang
BMKG Serang

Sementara, puting beliung yang terjadi di Kecamatan Cipocok Jaya pada 13 November 2019, merupakan perpaduan cuaca ekstrem dari daerah Lebak dan sekitarnya. "Itu berdasarkan kajian dari BMKG, karena kan Cipocok itu sebenarnya tidak ada bencana puting beliung, karena lokasinya jauh dari laut," tuturnya.

Perbaiki koordinasi

Begitu juga di Kabupaten Serang, BPBD telah melakukan persiapan dan memperbaiki komunikasi dan koordinasi untuk beberapa wilayah yang belum terjalin sebelumnya.

"Yang belum terjalin kita sudah bisa mulai kerja sama sekarang. Jadi Komunikasi dan koordinasi dalam rangka peningkatan pelayanan maksimal pada masyarakat dalam penanganan kebencanaan," ucapnya.

Jika berbicara tentang prakiraan cuaca, sejak kemarin selalu berubah. Sebelumnya BMKG dan BNPB merilis tanggal 9-10 Januari cuaca ekstrem atau curah hujan meningkat.

"Ternyata pada hari ini Jumat (10/1/2020), intensitas hujan memang benar meningkat. Kalau bicara prediksi itu bisa jadi, mengingat kita dari awal BMKG dan BNPB sudah bicara cuaca sewaktu-waktu berubah. Itu bisa saja terjadi di tanggal 12 Januari (puncak musim penghujan)," ujar anggota Pusdalops BPBD Kabupaten Serang Jhony E Wangga.

Menanggapi kemungkinan tersebut, ia juga mengatakan, untuk Kabupaten Serang dari 29 kecamatan semua memiliki potensi bencana selama musim hujan. Pada dasarnya, tidak hanya melihat kejadian pada tahun sebelumnya. Namun, ada juga perubahan pada tahun 2020.

"Seperti berubahnya fungsi lahan dari produktif sawah sekarang jadi perumahan atau bangunan itu faktor juga. Yang tadinya tidak potensi banjir sekarang potensi seperti Bojonegara selama ini tidak masuk zona potensi banjir, tapi sekarang masuk. Terus ada beberapa wilayah yang potensi banjir dari DAS dan genangan. Untuk DAS ada di Serang Utara yakni Pontang, Tirtayasa, Tanara dan Lebak Wangi. Di sana ada DAS Cidurian dan Ciujung. Terus ada juga potensi banjir rob, karena Tanara, Pontang dan Tirtayasa ada di muara. Sementara, permukaan air laut meningkat ditambah curah hujan tinggi dan sedimentasi sungai sehingga terjadi tabrakan air laut dan seperti di Jakarta," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi bencana selama musim penghujan.

"Terus bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana waspadai dua hal yakni pertama bencananya dan kedua pascabencananya. Terus kenali dimana kita berada dan potensi apa yang akan terjadi serta petakan titik aman dimana dari bencana," tuturnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah