Sebut Eki Baehaki Unggul, Survei RDI Dinilai Aneh

- 24 Februari 2020, 14:00 WIB

SERANG, (KB).- Hasil survei Rilis Data Indonesia (RDI) yang mengunggulkan Eki Baehaki, bakal calon Bupati Serang pada Pemilihan Kepala Daerah 2020 dinilai aneh. Hasil survei tersebut cenderung beropini.

”Sangat diragukan validatasnya," kata peneliti Jaringan Suara Indonesia (JSI) Fajar S Tamin kepada wartawan, Ahad (23/2/2020).

Dia menuturkan, data yang disajikan RDI sangat aneh dan jauh dari kebiasaan lembaga survei kredibel. Data hasil survei yang dinilai aneh tersebut sangat terlihat mulai dari sajian data popularitas hingga elektabilitas para bakal calon yang disurvei.

"Dugaan saya hasil survei ini direkayasa, dan rekayasa yang dilakukan tidak hati-hati,” ujarnya.

Sejumlah analisa diungkapkan Fajar. Yakni kontradiksi tingkat keterkenalan (popularitas) dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) para bakal calon yang disurvei.

Baca Juga : Pilkada Kabupaten Serang 2020: Hasil Survei RDI, Eki Baihaki Paling Populer

Dalam survei RDI, tingkat popularitas Eki Baihaki mencapai 34,4 persen dan Ratu Tatu Chasanah 21,4 persen. Namun saat simulasi dua nama elektabilitas Eki mencapai 52,4 persen. Kemudian elektabilitas Ratu Tatu sebesar 38 persen yang melebihi angka popularitas.

"Elektabilitas melebihi popularitas, sangat tidak mungkin. Ibaratnya, ada orang yang belum kenal dan tidak mengenal calon, tapi memilih calon tersebut. Belum pernah lembaga survei kredibel yang merilis data seperti ini," ucapnya.

Analisa lainnya, tutur dia, pada survei tertutup elektabilitas Eki sebesar 30,8 persen, dan survei terbuka elektabiltas Eki sebesar 35,8 persen.

"Elektabilitas calon pada survei terbuka biasanya lebih rendah dari survei tertutup. Sebab, pada survei terbuka, tidak disebutkan nama seluruh calon, masyarakat diminta menyebutkan sendiri. Ini terbalik, survei terbuka lebih besar dari survei tertutup, dan tidak pernah ada lembaga survei menyajikan data seperti ini," katanya.

Apalagi, menurut Fajar S.Tamin, jika dibandingkan antara popularitas dengan hasil survei terbuka.

"Pada popularitas atau yang kenal dan tahu nama Eki ini mencapai 34,4 persen. Tapi yang memilih pada survei terbuka mencapai 35,8 persen. Jadi ada pemilih yang disurvei, dia tidak kenal dan tidak tahu nama Eki, tapi menyebutkan nama Eki Baihaki, itu sangat aneh," ujarnya.

Dia mengatakan, seyogyanya ketika banyak nama dikerucutkan, maka elektabilitas calon akan naik. Pada survei terbuka dengan dengan 14 nama calon, elektabilitas Eki mencapai 30,8 persen. Namun pada simulasi 8 nama, elektabilitas Eki turun menjadi 29,2 persen.

"Ini aneh, ketika dikerucutkan, angka elektabilitas Eki malah turun. Harusnya ketika ada nama yang ilang, elektabilitas Eki harusnya naik," katanya.

Menurut dia, lembaga survei yang kredibel akan mudah dilakukan “tracking” atau pencarian di internet. Kemudian memiliki hasil survei yang bisa dipertanggungjawabkan tingkat keilmiahannya. (YY)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x