Tidak Ditemukan Gejala Klinis, 7 Keluarga Pasien RSDP Serang Dipantau 14 Hari

- 7 Maret 2020, 11:30 WIB

SERANG, (KB).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang terus melakukan pemantauan terhadap tujuh orang anggota keluarga pasien yang kini sedang mendapatkan perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP). Pemantauan akan dilakukan selama 14 hari untuk mengantisipasi adanya virus corona.

Pelakasana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Serang Agus Sukmayadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan surveilance komunitas aktif terhadap keluarga pasien atau kontak erat pasien kasus terduga corona sesuai tugas pokok dan fungsi Dinkes serta Puskesmas. Hasil pemeriksaan menyebutkan keluarga dan kontak erat tidak ditemukan gejala klinis.

“Ada tujuh orang yang diperiksa dan dipantau tersebut. Itu keluarga dari pasien yang dirawat di RSDP,” katanya kepada Kabar Banten, Jumat (6/3/2020).

Baca Juga : RSDP Serang Terjunkan 4 Dokter Spesialis di Ruang Isolasi, Keluarga Pasien Dipantau

Pascasurveilance dan observasi, ujar dia, pihaknya juga masih akan terus melakukan pemantauan selama 14 hari terhadap keluarga pasien tersebut. "Sampai 17 Maret 2020," ucapnya.

Ia menuturkan, pihaknya melakukan observasi anamnesa, pemeriksaan vital sign dan suhu tubuh. Kemudian, juga melakukan komunikasi informasi dan edukasi tentang Covid-19. Ini pencegahan dan penanggulangan di lingkungan pasien.

“Untuk lingkungan pencegahan dilakukan dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat,” tuturnya.

Disinggung soal pemantauan di wilayah kawasan pariwisata, menurut dia, untuk sementara ini belum dilakukan. "Secara khusus tidak ada, yang dilakukan penyampaian imbauan saja," katanya.

Ia menyampaikan, untuk kesiapan di dinasnya, saat ini sudah ada 31 Puskesmas dengan layanan cepat untuk memantau pasien terduga virus corona. Selain itu, saat ini Puskesmas sudah menyiapkan untuk screening awal bagi pasien yang datang atau laporan masyarakat ketika ada yang pulang dari luar negeri khususnya negara positif corona.

Terkait jumlah masker yang kian sulit didapat, dia menuturkan, Dinkes tidak menyiapkan untuk masyarakat. Namun, untuk tenaga medis saat ini sudah dianggarkan.

"Tapi, untuk masyarakat belum dianggarkan. Sebenarnya yang wajib pakai masker orang yang sakit itu sudah disiapkan di Puskesmas. Tiap pengunjung yang ada keluhan batuk pilek sudah disiapkan masker sebelum masuk ke Puskesmas. Kalau pelayanan (masker) sekarang masih tercukupi sampai Februari," tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat, bahwa waspada itu penting, namun yang lebih penting jangan panik.

"Sebetulnya kalau masyarakat tidak pernah pergi ke luar negeri dia tidak perlu khawatir. Tapi, untuk kewaspadaan jaga kesehatan tubuh, selalu cuci tangan pakai sabun di air mengalir, juga mencoba hindari tempat yang diduga penyebaran virus seperti bandara," katanya.

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, pemkab tidak menyiapkan masker untuk seluruh masyarakat. “Kami (pemkab) enggak bisa siapkan untuk 1,5 juta orang. Masker itu sekali pakai langsung buang," ujarnya.

Disinggung terkait kemungkinan adanya penimbunan masker hingga menyebabkan kelangkaan, dia mengingatkan, agar masyarakat tidak panik dan tetap menjaga kesehatan serta cuci tangan setiap sesudah beraktivitas dan hendak makan.

"Jangan pakai masker tidak cuci tangan itu repot. Jadi kesehatan diri, kebersihan lingkungan saja jaga, kalau ada masyarakat merasa demam cepat berobat, supaya cepat diperiksa tenaga medis. Jangan deg-degan enggak jelas dan gugup jangan fobia nanti malah sakit beneran," ucapnya. (DN)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah