1549852

Tak Beruntung Saat Jadi TKW, Rohmah Butuh Uluran Tangan

- 25 April 2020, 22:37 WIB

SERANG, (KB).- Rohmah, perempuan berusia sekitar 35 tahun asal Kampung Sujung, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di salah satu negara di Timur Tengah sekarang hidup dengan kaki yang tak berfungsi, ia tak beruntung saat menjadi TKW dan kini membutuhkan uluran tangan untuk meringankan hidupnya dan kekuarganya.

Saat ini Rohmah tinggal di rumah orang tuanya yang roboh karena lapuk dan beratapkan terpal. Pasca dirinya pulang menjadi TKW, harapan untuk bisa menjadi penyangga ekonomi keluarga harus berakhir duka dan nestapa. Saat ini kesehariannya harus ditopang tongkat dan kursi roda setelah musibah menimpanya ketika menjadi TKW. Rohmah tinggal bersama ibunya, kakak perempuannya yang sedang sakit, dua saudaranya dan dua anaknya di rumah yang atapnya roboh.

"Ini (Rumahnya) roboh karena sudah tua, jadi sementara ditutup terpal biar ga kepanasan sama kehujanan," katanya kepada wartawan, Jumat (24/4/2020).

Niatnya kuat untuk bisa menghidupi ibunya yang seorang janda tua dan kedua anaknya serta saudara-saudaranya. Rohmah ditinggal suaminya tanpa kabar dan meninggalkan tanggung jawab untuk merawat anaknya. Harapan untuk hidup lebih baik dengan berangkat menjadi TKW ke timur tengah hancur. Sebab kenyataan yang diterima berbeda. Majikannya tak baik, menurut ceritanya, banyak perlakuan yang sangat menyiksanya.

"Saya mencoba kabur, loncat dari jendela lantai dua, namun saya jatuh dan kedua kaki saya patah," ujar Rohmah.

Setelah kejadian itu, Rohmah menjelaskan, meski sempat operasi dan kakinya dipasangi pen, namun itu tak menolong dan kakinya kini tak berfungsi. Pulang ke Indonesia bukan membawa bahagia, melainkan membawa nestapa bagi keluarga, dirinya dan bagi kedua buah hatinya.

Salah satu tim Dompet Dhuafa Banten Zamaksyari yang menemui Rohmah di kediamannya menuturkan, pihaknya sempat memberikan bantuan pangan agar puasa memiliki makanan, nama programnya pangan sehat untuk sahabat. Dompet Dhuafa juga memberikan biaya sekolah dan pesantren untuk Sandi, putra sulung Rohmah. Sebelumnya, Dompet Dhuafa juga pernah melakukan kunjungan ke rumahnya.

"Ketika dulu kami berkunjung, meski sudah tua, rumahnya masih layak ditinggali, kini rumah itu hanya berdinding terpal, menurut Rohmah, rumah orang tuanya roboh, akibat lapuk dan terkikis dimakan usia," katanya.

Beberapa pemuda yang ada di kampungnya pun melakukan penggalangan dana untuk memperbaiki rumah Rohmah. Namun hanya mendapatkan Rp 2,8 juta, jumlah tersebut dinilai jauh dari cukup untuk membangun rumah. Sementara, Rohmah untuk mencari uang tambahan pun sudah tidak bisa karena kondisi fisiknya yang saat ini. Apalagi ditengah pandemi corona saat ini, hidupnya makin terasa menghimpit dada.

"Kami berupaya menjadi perantara dan menjadi jembatan donasi masyarakat yang mau membantu membangun kembali rumah Rohmah agar ditengah ketidakberdayaannya ia bisa tidur nyenyak, tanpa tetesan air hujan kebocoran, atau panasnya terpal yang kini jadi tempat tinggalnya," tuturnya. (TM)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah