Cegah ‘Baby Boom’ Ditengah Pandemi Covid-19, Ini yang Dilakukan BKKBN Banten dan Mitra

- 29 Mei 2020, 22:16 WIB
PSX_20200529_214301
PSX_20200529_214301

SERANG, (KB).- Sebagai upaya responsive terhadap kekhawatiran terjadinya peningkatan jumlah kelahiran bayi (Baby Boom) dengan berbagai resiko dan kelahiran yang tidak direncanakan ditengah pandemi Covid-19 ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Banten bersama mitra terus berusaha melakukan berbagai inovasi dan terobosan layanan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana).

Hal tersebut dikatakan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Drs. Aan Jumhana, dalam diskusi Webinar dengan tema ‘Tunda Nikah dan Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19’ yang diselenggarakan BKKBN Banten, Kamis (28/5/2020). Hadir dalam kegiatan tersebut dokter Kandungan dan Genekologi dr. Ammar Siradjudin dan Sekretaris Umum BP4 Provinsi Banten Drs. Deni Rusli dan diikuti Mitra Kerja BKKBN.

Aan menyampaikan, dalam aspek pemenuhan kebutuhan layanan program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, salah satu dampak Covid-19 adalah terjadinya kecenderungan peningkatan kehamilan yang rentan dan beresiko. Seperti kehamilan yang tidak diinginkan dari kelompok Unmetneed, termasuk terbatasnya layanan terhadap akses pelayanan kesehatan yang harus didapatkan oleh pasangan atau ibu yang sedang mengalami kehamilan.

Anjuran pemerintah untuk ‘Stay At Home’ (di rumah aja), kata Aan, cenderung menjadi salah satu penyebab tingginya kehamilan, karena frekuensi atau intensitas dalam melakukan hubungan suami istri akan semakin sering. Kemudian, dengan penerapan Physical Distancing (jaga jarak), peserta KB (PUS)  yang memerlukan kontrasepsi tidak bisa dengan mudah mengakses layanan kesehatan dan layanan kontrasepsi di faskes.

“Peserta KB menunda ke faskes selama Covid-19, karena ada kekhawatiran PUS yang memerlukan kontrasepsi tertular Covid-19. Hal ini mengakibatkan adanya penurunan jumlah pelayanan KB dari masing-masing jenis alat kontrasepsi (alokon), termasuk layanan yang diberikan oleh fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada,” ujar Aan.

Hal tersebut, kata dia, harus segera diantisipasi dengan berbagai inovasi layanan Program Banggakencana khususnya dalam Aspek Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Karena Jika tidak segera diatasi, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) mempunyai dampak yang sangat luas, apalagi dimasa pandemi saat ini.

"Dampak tersebut di antaranya dapat meningkatkan kasus aborsi, meningkatkan resiko kematian Ibu dan Anak, anemia pada ibu hamil, malnutrisi pada ibu hamil dan janin, bayi lahir premature dan kurangnya kasih sayang dan pengasuhan karena anak tidak dinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa bayi yang akan lahir nantinya terjadi ‘Stunting’," ujarnya.

Untuk mencegah KTD di masa pandemi Covid-19 ini, kata Aan, BKKBN bersama OPDKB kab/kota terus berupaya memastikan keberlangsungan penggunaan alkon dan pencegahan putus pakai.

"Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya adalah melakukan pelayanan KB bergerak, kunjungan ke PUS yang memerlukan kontrasepsi, mengoptimalkan peran PKB/PLKB dan penggerakan mobil Curhat Keluarga ke masyarakat untuk Konsultasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pencegahan Covid-19 dan semuanya dilakukan dengan tetap memperhatikan standar Protokol Kesehatan  Covid-19,” ujar Aan.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah