Gubernur Banten Diminta Ambil Langkah Konkret Sehatkan Bank Banten

- 14 Juni 2020, 16:15 WIB

SERANG, (KB).- Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten Ade Hidayat meminta Gubernur Banten Wahidin Halim melakukan upaya kongkret dalam menyehatkan Bank Banten. Menurutnya, sejauh ini belum terlihat bagaimana langkah Gubernur Banten untuk menyehatkan Bank Banten pasca adanya saran Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Gubernur memiliki tanggung jawab terhadap Bank Banten. Bagaimanapun kondisinya Bank Banten sudah terlanjur menjadi milik Banten. Jangan lagi ada alasan ini dan itu. Tugas pemimpin adalah memperbaiki yang buruk menjadi baik," katanya, Ahad (14/6/2020). 

Dalam upaya menyehatkan Bank Banten Gubernur Banten bisa mendengar saran-saran yang disampaikan OJK agar menyehatkan Bank Banten. 

"Sebenarnya mau atau tidak Bank Banten ini disehatkan. Kalaupun tidak mau apa yang akan dilakukan, merger dengan BJB hingga saat ini belum menunjukan  perkembangan. Jangan sampai disehatkan tidak, merger tidak jadi, mau jadi apa bank ini. Di Bank Banten ada uang rakyat, ada kas daerah, tolong pikirkan itu," ucapnya. 

Setelah pemindahan RKUD,  kepercayaan masyarakat kepada Bank Banten semakin menurun yang memicu kepanikan masyarakat khususnya nasabah penabung. Sehingga Bank Banten mengalami rush dan perburukan likuiditas.

Kemudian mendapatkan pembatasan transaksi, sehingga menyebabkan terhambatnya penyaluran dana kasda Pemprov Banten sebesar Rp 1.930.263.278.286,42 yang akan dipergunakan dalam rangkapenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta penanganan pandemi Covid. 

"Bank Banten juga mengalami penurunan kinerja keuangan baik dari sisi aset, laba-rugi dan arus kas. Apakah tidak disadari bahwa ini dampak langkah pemindahan RKUD yang tanpa melakukan kajian matang. Kalau sudah terjadi begini jangan dibiarkan berlarut-larut," ujarnya. 

Baca Juga : Polemik Bank Banten, Kinerja Sekda Banten Disorot

Ia mengungkapkan, sebelum terjadinya pemindahan RKUD, Bank Banten mengalami perbaikan kinerja keuangan secara signifikan pada Q1 2020. Perbaikan kinerja keuangan tersebut disebabkan oleh bebeberapa faktor.

Pertama, peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 10,2 miliar atau meningkat sebanyak 288,9 persen dari Rp 5,5 miliar pada Q1 2029 menjadi Rp 13,7 miliar pada Q1 2020. Kedua, perbaikan tingkat efisiensi operasional, dimana total beban operasional mampu ditekan hingga Rp 21,4 miliar atau turun sebesar 24,6 persen secara Year on Year, dari Rp 86,7 miliar pada Q1 2019 menjadi Rp 65,4 miliar pada Q1 2020.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah