Partisipasi Diprediksi Anjlok, Was-was Pemilih Harus Dihilangkan

- 20 Juni 2020, 07:15 WIB
Leo Agustino
Leo Agustino

SERANG, (KB).- Pengamat politik universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino memprediksi tingkat partisipasi pilkada khususnya di Kabupaten Serang akan anjlok karena pemilihan dilakukan dimasa pandemi Covid-19. Oleh karena itu untuk menghindari masalah tersebut penyelenggara harus memastikan rasa aman tak akan terpapar covid atau menghilangkan rasa was-was pemilih.

"Jadi harus ada kepastian penyelenggara bahwa pemilih merasa aman ketika turun TPS (Tempat Pemungutan Suara) tidak ada rasa was-was. Kalau rasa was-was besar akan rendah partisipasi. Apalagi menurut prediksi saya di Desember akan ada gelombang tsunami (Covid). Kalau tidak diantisipasi maka partisipasi akan rendah," kata Leo kepada Kabar Banten, Jumat (19/6/2020).

Ia mengungkapkan, dirinya sebenarnya kurang setuju pilkada dilaksanakan saat masa pandemi Covid-19. "Saya kurang setuju pilkada yang terlalu dipaksakan. Kalau saya bersepakat pilkada di tunda tahun 2021 sampai tsunami Covid agak tenang," ujar nya.

Leo menjelaskan, saat ini negara masih belum bisa memastikan kapan puncak gelombang satu Covid tersebut. Jangan jangan kata dia, puncaknya malah ketika pelaksanaan pilkada.

"Ketika pilkada banyak orang berkumpul justru semakin banyak lagi (pasien terkonfirmasi covid). Karena data menunjukkan 5-6 persen angka kematiannya. Kalau misalkan begitu maka dan ada kasus di Indonesia sampai 1 juta maka sekitar 50-60 ribu orang akan meninggal pada Januari sampai Februari kedepan atau pasca pilkada. Oleh karena itu saya bersepakat diundur," tuturnya.

Menurut dia, jika pilkada tetap dilakukan maka pemilih akan terbagi dua. Yakni kelompok orang yang akan tetap memilih karena dia pemilih tegar, antusias dan loyal. Kemudian ada sebagian kelompok yang jumlahnya beberapa persen akan tetap memilih tinggal di rumah.

Sebab dia beranggapan bahwa pada Desember tsunami Covid belum berakhir, sehingga ketika turun ke TPS khawatir akan terinfeksi juga.

"Oleh karena itu mungkin akan banyak orang yang tidak memilih. Kalau saya menilai kalau memang tingkat Covid-19 di Kabupaten Serang tinggi maka partisipasi akan rendah," ucapnya.

Ia mengatakan, masalah ini perlu diantisipasi oleh penyelenggara. Karena bagaimanapun salah satu keberhasilan penyelenggara ada pada partisipasi.

"Kalau tidak disikapi serius melalui kampanye, sosialisasi, advokasi yang benar maka tingkat partisipasi akan rendah. Jadi ada tanggung jawab dari pihak penyelenggara juga untuk menyukseskan. Bagaimana cara menyukseskan melalui sosialisasi yang tidak hanya menjelaskan tanggal, bagaimana cara mencoblos, buka surat suara, tapi bagaimana ketika masyarakat datang ke TPS dia merasa aman, tidak merasa khawatir ketika pulang dari TPS terinfeksi," tuturnya.

Sebab lanjut dia, beberapa kasus seperti diberitakan media ternyata pada 1 dan 2 Syawal menjadi klaster ketika ada orang berkumpul dan bersilaturahmi di tetangga. Mereka tidak sadar ada orang yang tanpa gejala kemudian menginfeksi. (DN)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah