Misteri Tulisan Merah di Tengah Al Qur'an Pada Lafad Walyatalatof, Benarkah Tumpahan Darah Usman Bin Affan?

17 Maret 2024, 12:10 WIB
Ilustrasi terkait misteri tulisan merah di tengah Al Qur'an pada lafad walyatalatof, benarkah tetesan darah Khalifah Usman bin Affan. /Tangkapan layar/YouTube Jazirah Ilmu

KABAR BANTEN - Ada satu tulisan di dalam Al Qur'an yang dibuat beda dengan tulisan yang lain.

Lafad walyatalatof tersebut atau tulisan Al Qur'an yang berwarna merah terdapat pada surat Al-Kahfi ayat ke 19 yaitu kalimat "walyatalatof" jika diartikan artinya "hendaklah bersikap lemah lembut".

Lafal ini atau lafal Al Qur'an yang bertuliskan merah ini seperti memiliki misteri karena ada beragam kisah dibalik keunikannya.

Baca Juga: Disebutkan Dalam Al Qur'an! Inilah 3 Janji Allah Untuk Bangsa Yahudi, 2 Sudah Terjadi 1 Belum, Apa itu?

Penasaran apa misteri dibalik tulisan merah di tengah Al Quran itu?

Berikut ulasannya sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Jazirah Ilmu:

Tulisan merah dalam lafal Al Qur'an ini ada kaitannya dengan tetesan darah Khalifah Usman bin Affan ketika beliau dibunuh saat sedang membaca Al Qur'an, benarkah?

Lafal "walyatalatof" sebenarnya bukan warna merah tapi ada juga Al Qur'an di luaran sana yang menuliskan dengan dengan warna hitam tapi dengan tulisan yang dipertebal.

Namun ada juga Al Qur'an cetakan yang lain yang menulis lafal ini dengan huruf yang sama dengan yang lain.

Untuk mengetahui misteri atau apa maksud dari warna tinta merah ini:

Yang pertama kita perlu tahu perbedaan antara Mushaf Al Qur'an dan Al Qur'an itu sendiri.

Mushaf adalah lembaran-lembaran yang isinya menghimpun ayat-ayat Al Qur'an yang ditulis dalam urutan yang jelas serta keutuhannya tetap terjaga, bisa disebut juga Mushaf adalalah naskah kuno atau koleksi lembar.

Sedangkan Al Qur'an adalah sekumpulan mushaf yang kemudian dikumpulkan ke dalam naskah kuno di bawah Khalifahan ketiga yaitu Usman bin Affan.

Ketika berbicara tentang lafad yang bertulis tinta merah ini biasanya kita akan kembali pada ingatan saat kecil dahulu waktu belajar mengaji.

Memang mushaf-mushaf dengan gaya huruf tebal lebih dominan menyajikan lafad "walyatalatof" dengan warna merah, Mushaf ini bernama Mushaf Bombay atau bisa diartikan Mushaf yang diciptakan di Bombay India.

Kemudian cetakan berwarna merah ini diikuti oleh sebagian cetakan Mushaf di Indonesia.

Makanya kita sering jumpai di banyak cetakan Al Qur'an yang ada di Indonesia.

- Penulisan Warna Merah Untuk Mengenang Usman bin Affan

Di dalam berbagai catatan seperti Muhammad Abu Zahroh di dalam Tariqh Al Muzahid Al-Islam disebutkan bahwa Usman bin Affan terbunuh saat sedang membaca Al Qur'an.

Hal ini senada dengan bukti Mushaf Al Qur'an tertua yang disimpan di museum Tashkent Uzbekistan, berdasarkan catatan dalam Mushaf tersebut sang penjaga museum menyebutkan bahwa dalam Mushaf itu ada ceceran darah Usman bin Affan saat dibunuh.

Tapi masalahnya ceceran darah Khalifah Usman bin Affan terdapat di surat Al-Baqarah ayat 137, bukan di surat Al-Kahfi atau di lafad "walyatalatof" ini.

Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Doa Cepat Dikabulkan dan Tidak Ditolak? Simak Jawaban dari Ustadz Adi Hidayat

Hal ini juga diperkuat dalam riwayat Imam Ahmad dari Amrah bin Artah yang menyebutkan" tetesan darah yang jatuh ke Mushaf itu terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 137".

Dari riwayat tersebut nampaknya alasan penulisan "walyatalatof" dengan tinta merah tidak ada hubungannya dengan kematian Khalifah Usman bin Affan.

Karena darah yang menetes di Mushaf milik Khalifah Usman bin Affan justru ada di surat Al-Baqarah bukan di surat Al-Kahfi sebagaimana kabar yang sering kita dengar di media sosial.

Lalu jika bukan karena darah Khalifah Usman bin Affan lantas apa kira-kira alasan dibalik warna merah itu?

- Makna Unik walyatalatof menjadi Penyelamat Pemuda Ashabul Kahfi

Dari segi sejarah dalam Ashiyah Ashawi Ala Tafsir Al-Jalalain disebutkan bahwa ayat ini menceritakan perjuangan sejumlah pemuda Ashabul Kahfi yang ketika itu lari untuk menyelamatkan diri dari seorang raja dzolim yang bernama Diqyanus.

Demi memelihara keimanan mereka kepada Allah SWT mereka (pemuda Ashabul Kahfi) akhirnya bersembunyi ke dalam gua dan dibuat tidur oleh Allah selama 309 tahun.

Ungkapan "walyatalatof" ini digunakan oleh para pemuda Ashabul Kahfi ketika menyuruh teman mereka yang bernama Tamlikha untuk pergi memberi makanan ke kota Tarsus.

Susunan ini dalam ilmu Balaghoh disebut dengan Iltimas, jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia "walyatalatof" artinya hendaklah kamu bersikap sopan, kata-kata ini jelas lebih santun jika dibanding dengan perintah langsung yang otomatis akan menambahkan tanda seru di akhir kalimat hasilnya akan menjadi "Talatof" yang berarti bersikap sopanlah" unik sekali bahasa yang sopan digunakan untuk meminta seseorang bersikap sopan.

Jelas ini mempengaruhi orang yang disuruh, biasanya orang akan menuruti perintah jika diminta dengan baik dan sopan.

Kata-kata, inilah yang menjadi salah satu sebab dari selamatnya para pemuda Ashabul Kahfi mereka mampu menciptakan suasana yang kondusif diantara mereka ketika cobaan sedang terjadi.

- walyatalatof adalah Tanda Pertengahan Al Qur'an

Pendapat selanjutnya adalah lafal ini hanya sebuah tanda dari pertengahan isi Al Qur'an .

Namun terjadi perbedaan pendapat dari kalangan ulama mengenai pertengahan dari Al-Quran ini.

Menurut Al-Fadl Ibnu Syazan dari Ata Ibnu Katsir mengatakan jumlah kalimat yang ada di dalam Al Qur'an ada 77.439 kalimat sementara huruf keseluruhannya sebanyak 321.180 huruf.

 

Seperti yang terdapat dalam kitab Tafsir At-Tahrir wa Tanwir karya dari Ibnu Asyur disebutkan bahwa kebanyakan ulama mengatakan pertengahan Al Qur'an ada di huruf "Ta" dalam lafad Walyatalatof yang terdapat dalam surat Al- Kahfi ayat ke 19.

Namun ada pendapat lain seperti Imam Ibnu Athiyah yang menyebabkan bahwa Imam Nawawi berpendapat bahwa pertengahan Al Qur'an ada dihuruf Nun di lafad Nukron yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat ke 74.

Dari penjelasan tersebut mungkin sudah cukup mewakili bahwa tulisan "walyatalatof" yang berwarna merah ini merupakan tanda pertengahan dari Al Qur'an bukan tumpahan darah Khalifah Usman bin Affan, wawllahu alam bisowab semoga bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Jazirah Ilmu

Tags

Terkini

Terpopuler