Dengan nada tinggi, UAS mengatakan bahwa Islam tak perlu diajari cara berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim.
"Kita semua bisa menerima siapapun yang datang. Semua bertetangga, berkawan, bersahabat," katanya.
Akan tetapi, tidak ada tawar menawar jika sudah masalah urusan ibadah atau ritual.
"Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan. Tak bisa membedakan mana toleransi mana telur asin," katanya disambut gelak tawa jamaah.
Baca Juga: Tabligh Akbar di Alun-alun Pandeglang, UAS & Ribuan Jemaah Doakan Korban Tsunami Selat Sunda
Jangan karena toleransi, kata dia, mengorbankan keyakinan akidah anah cucu kita.
Sementara itu, UAH tidak mempermasalahkan toleransi dengan beribadah di tempatnya masing-masing.
"Kamu ibadah disini, saya di kamar sini. Tapi ketika doa disini mengingkari, itu gak bener, ini yang bener, tak akan maslahat kehidupannya," katanya.
Baca Juga: Benarkah Setan di Bulan Ramadan tak Ada? Berikut Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Makanya kata Buya Hamka, jelas dia, sesungguhnya orang-orang yang terjebak dalam kemunafikan tingkat tinggi adalah orang yang hadir pada ibadah agama umat lain.