Kemudian, yang terdampak pada korban atau jenazah Covid-19 ini dianggap berbeda. Sehingga, dikatakan Zainal, perlu adanya pelatihan dan praktik secara langsung bagi pemulasaraan jenazah Covid-19 ini.
"Pemulasaraan jenazah Covid-19 ini kan beda dari jenazah biasa. Jadi perlu penanganan khusus. Walaupun nauzubillah min dzaliknya bakal memakan korban, setidaknya kami atau peserta sudah punya ilmu untuk penanganan khususnya," tuturnya.
Sementara, salah satu Dokter dari Dinkes Banten, Dr. Trias Dewi Yuniati, sebagai pemateri dan intstruktor praktik pemulasaraan jenazah Covid-19 mengatakan edukasi dan praktik langsung pemulasaraan jenazah Covid-19 sangat penting diberikan.
Dengan alasan, relawan atau yang bersedia mengurusi pemulasaraan jenazah Covid-19 ini sudah sangat minim.
Dikarenakan banyak yang belum memiliki ilmunya, juga karena faktor takut terdampak.
"Memang dokter atau relawan yang menjadi pemulasaraan jenazah Covid-19 ini rentan, tapi kalau didukung dengan ilmunya dan pengalaman dari prkatik langsung pasti bisa jadi protek bagi dirinya," kata Dewi.***