Saking pentingnya perkara utang, sehingga Alquran secara detail mengaturnya.
"Jadi kalau ngasih utang dicatat ketika jatuh tempo ya tagih, kalau gak kuat bayar kasih tempo lagi, dan tagih sampai ke 3 kali," ujar Habib Ja'far.
Baca Juga: Kian Dekat dengan Chef Chandra, Tamara Bleszynski : Semua Harus Disajikan Sempurna
Sementara, yang punya utang harus bayar karena jika tidak utang tersebut akan dibawa mati.
Lebih lanjut, Habib Ja'far menjelaskan bahwa, orang yang memberikan utang, saat menagih dan sudah jatuh tempo terus orang yang berhutang tak bisa bayar, maka selama tempo gak bisa bayar, maka tempo tersebut di hitung sedekah dalam Islam.
Adapun untuk utang negara, Habib Ja'far mengungkapkan bahwa Anda sebagai rakyat tidak menanggungnya.
Baca Juga: Indonesia Vs Malaysia di Perempat Final Piala Sudirman 2021, Bisa Ulang Kisah Manis Tahun 2018?
"Soal utang negara anda sudah susah sebagai rakyat gak akan kena lagi kesusahan untuk menangung utang negara ini," ujar Habib Ja'far.
Jadi, utang yang dimaksud dalam hadits Nabi adalah utang yang sifatnya pribadi.
Kalau utang negara tidak ditanggung oleh kita sebagai rakyatnya, sebagaiamana dijelaskan oleh Habib Ja'far.