Tradisi Bukber atau Makan Bersama di Bulan Ramadan, dari Mana Asal-usulnya?

- 18 Maret 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi buka puasa bersama.
Ilustrasi buka puasa bersama. /Freepik/rawpixel.com/

KABAR BANTEN - Bulan Ramadan, bulan suci umat Islam, selalu identik dengan berbagai kegiatan ibadah dan tradisi unik yang memperkuat hubungan sosial.

Salah satu tradisi yang paling populer adalah bukber, singkatan dari "buka bersama".

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal usul dan evolusi tradisi bukber serta makna sosial dan budayanya.

Baca Juga: Kurang Tidur Selama Puasa Bulan Ramadan, Inilah 7 Cara Menghilangkan Ngantuk Saat Bekerja

Dilansir dari berbagai sumber, asal usul bukber dapat ditelusuri kembali ke zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Di masa itu, mereka sering berkumpul bersama untuk berbuka puasa setelah seharian menahan lapar dan haus.

Tradisi ini bukan hanya tentang memuaskan rasa lapar, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antara umat Islam.

Makan bersama dalam suasana kebersamaan dan persaudaraan menjadi bagian integral dari pengalaman berpuasa.

Seiring berjalannya waktu dan perubahan budaya, tradisi bukber mengalami evolusi yang menarik.

Dari pertemuan sederhana di rumah-rumah, bukber berkembang menjadi acara yang lebih besar dan meriah.

Sekarang, bukber tidak hanya diadakan di rumah, tetapi juga di masjid, restoran, kantor, dan bahkan di tempat-tempat umum.

Para peserta bukber juga mulai menyajikan beragam hidangan dan makanan khas Ramadan, dari kolak dan kurma hingga hidangan khas daerah.

Tradisi bukber memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam. Pertama-tama, bukber memperkuat ikatan sosial antara anggota komunitas Muslim.

Melalui makan bersama, orang-orang dapat saling mengenal lebih baik, berbagi cerita, dan saling mendukung dalam menjalani ibadah puasa.

Selain itu, bukber juga menjadi wadah untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial terhadap yang kurang beruntung.

Banyak acara bukber yang diadakan sebagai bentuk amal dan sumbangan untuk mereka yang membutuhkan.

Di era digital ini, teknologi juga telah memainkan peran penting dalam evolusi tradisi bukber.

Kini, orang dapat mengatur dan mengundang teman-teman mereka untuk bukber melalui media sosial atau aplikasi pesan.

Bahkan, ada platform daring khusus yang memungkinkan orang untuk berpartisipasi dalam bukber virtual, di mana mereka dapat berinteraksi dan berbagi pengalaman secara daring.

Meskipun mungkin tidak sama dengan bukber konvensional, bukber virtual tetap memungkinkan orang untuk merayakan Ramadan bersama meskipun berjauhan.

Tradisi bukber adalah bagian penting dari budaya Ramadan yang telah mengikat umat Islam selama berabad-abad.

Baca Juga: Serba-Serbi Ramadan di Korea Selatan: Kondisi, Berapa Jam Puasa, Sejarah Islam

Dari asal usulnya yang sederhana hingga evolusinya menjadi acara meriah dan inklusif, bukber terus menjadi sarana untuk memperkuat hubungan sosial, menunjukkan solidaritas, dan merayakan kebersamaan dalam kebersamaan.

Meskipun zaman terus berubah, nilai-nilai yang mendasari tradisi bukber tetap relevan dan berharga bagi masyarakat Muslim di seluruh dunia.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah