Pesona Air Terjun Turalak di Perbatasan Kabupaten Serang dan Pandeglang

- 9 November 2018, 15:45 WIB
KAMPUNG Turalak, Desa Ramea, Mandalawangi, Pandeglang merupakan tempat wisata air terjun yang dinamakan Leuwi Bumi. Air terjun ini berada di antara dua kabupaten, yakni Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Meski berada di perbatasan dan dapat dijangkau melalui dua pintu, Curug Leuwi Bumi ini secara letak geografis berada di Kabupaten Pandeglang, tepatnya di Kampung Turalak. Sejak dibuka Januari 2018 lalu, Leuwi Bumi Turalak Outbound and Adventure ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan yang kebanyakan berasal dari luar daerah, seperti Serang, Cilegon dan Tangerang. Setiap minggunya minimal 100 orang berkunjung ke Leuwi Bumi hanya untuk bersantai dan bermain air di sepanjang jalur sungai. Banyaknya bebatuan, sangat cocok untuk bermain tubing atau body rafting di sungai tersebut. Bagi wisatawan yang ingin bermain tubing, di sana juga tersedia peralatan tubing. Mulai dari ban, pelampung, sepatu, hingga pemandu yang berpengalaman siap mengantarkan kalian menyusuri jalur tubing sepanjang 1,5 kilometer. Harga tiket masuk Rp 10.000 per orang, sewa pelampung dan helm Rp 5.000 per orang, sewa ban Rp 5.000 per orang, tiket camping Rp 20.000 per orang/malam, sewa tenda Rp 50.000 per malam, penginapan saung Rp 75.000 per malam untuk satu orang, river tubing Rp 40.000 per 1 kilometer, antar jemput ojek Rp 25.000 per orang, makan 1x Rp 25.000, parkir motor Rp 2.000, dan parkir mobil Rp 5.000. Di Leuwi Bumi Turalak juga tersedia sejumlah fasilitas yang cukup memadai, seperti toilet, saung untuk santai atau menginap bagi wisatawan yang ingin bermalam dan dapur umum untuk memasak. Pada Sabtu dan Ahad, (3-4/11/2018), tim redaksi dan keluarga Harian Umum Kabar Banten mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Leuwi Bumi Turalak untuk menikmati tubing dan bermain air di leuwi (cekungan dalam seperti danau yang ada di sungai). Malam harinya, kami mengadakan acara api unggun sambil membakar ubi dan singkong, serta disediakan pula minuman bandrek sebagai penghangat. Suara gemericik air terjun dan katak gentong menambah seru suasana di malam hari. Pagi harinya, saat membuka mata, kami disambut dengan jernihnya air yang berasal dari Gunung Aseupan dan sejuknya udara pegunungan. Kampung Turalak sendiri termasuk kampung yang tertinggal. Saat seorang jurnalis Kabar Banten bertanya seputar Leuwi Bumi di Kampung Turalak, Hari Suharsa pemilik dari tempat outbound tersebut menjelaskan, jika sebagian besar masyarakat di sana adalah petani. Dan sebagian besar penduduknya hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD). "Masyarakat di sini hampir seratus persen pekerjaannya adalah petani. Dan sawah serta kebun menjadi satu-satunya mata pencaharian warga di sini," ujarnya.  Berdayakan masyarakat Hari mencoba untuk memberdayakan masyarakat sekitar di Kampung Turalak untuk menjadi bagian dari tempat destinasi wisata Curug Leuwi Bumi tersebut. Dengan adanya tempat wisata tersebut, warga bisa berjualan, menjadi tukang ojek, hingga pemandu wisata. Niat baiknya pun disambut hangat oleh masyarakat. Salah satunya Haji Salman, yang kini menjadi pengelola dari Curug Leuwi Bumi Turalak untuk menjaga dan memandu wisatawan yang berkunjung. "Untuk saat ini, sudah ada 12 orang pemandu dan safety untuk wisatawan yang akan tubing di Curug Leuwi Bumi," tutur Hari. Wisatawan juga tak perlu khawatir dan ragu oleh pemandu tubing di sana. Karena mereka telah dibekali dan sudah mengikuti pelatihan dalam menangani keselamatan. "Tapi saya juga tidak mau, kalau warga di sini semua beralih mata pencaharian ke tempat wisata ini. Saya tekankan kepada warga untuk tetap menjadi petani. Karena adanya tempat wisata akan semakin maju dan berkembang apabila ada pertanian," katanya. Selain menambah penghasilan bagi warga sekitar, adanya tempat wisata Turalak juga menambah daftar panjang sejumlah destinasi wisata yang ada di Banten, khususnya Pandeglang. (Rizki Putri)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah