Menjaring Wisatawan Melalui Festival Murak Kadu

- 20 Januari 2019, 07:30 WIB
murak kadu
murak kadu

SEJAK beberapa tahun belakangan ini, Kabupaten Lebak dikenal sebagai salah satu daerah penghasil aneka buah-buahan unggulan. Mulai dari rambutan, duku, manggis, serta berbagai jenis buah-buahan lainnya, dan tentu buah durian yang telah dikenal luas oleh masyarakat pencinta buah berduri dan beraroma cukup menyengat itu. Bersamaan dengan penen raya buah durian yang serempak kali ini, dengan hasil panen yang sangat melimpah, terjadi dua momen penting yang patut disyukuri oleh masyarakat Lebak. Yaitu pelatikan bupati dan wakil bupati Iti Octavia Jayabaya-Ade Sumardi, serta penganugerahan Piala Adipura bagi kota Rangkasbitung. Sebagai ungkapan rasa syukur itu, Pemkab menggagas sebuah acara festival durian yang diberi label “Festival Murak Kadu” dengan menyiapkan ribuan duren berbagai varietas yang ada di Lebak, untuk dibagikan dan disantap secara gratis oleh masyarakat luas. Wawar Festival Murak Kadu yang disebarluaskan melalui berbagai media sosial, terutama video undangan mengikuti festival yang disampaikan langsung oleh Bupati Iti Octavia Jayabaya di atas kereta api saat akan menjemput Piala Adipura mendapat sambutan yang sangat positif dari warga.
Jauh hari sebelumnya, panitia telah menginventarisasi jumlah varietas atau jenis durian yang akan disajikan bagi masyarakat pada acara murak kadu itu. Berdasarkan laporan panitia, ada 33 varietas durian yaitu bungbulang, bincarung malam sireum, aseupan hejo, aseupan biasa, cadas, unyil, syahrini, si helm. Sirarangge, keter, parahu, lilin, montong, kontol embe, bawang, kadu tundun. Kalahang baduv, mentega. Motong, matahari, sunan, group, kadu rahim, kadu saung. Kadu kampek, kadu rakman, kadu wahab, kadu lah, kadu aweh, kadu kanas, serta kadu jomblo. Saat hari pelaksanaan tiba, Selasa (15/1/2019), areal sekitar perkantoran sekretariat daerah telah dipenuhi warga, meskipun murak kadu atau menyantap durian secara gratis itu baru akan dilaksankan pada sore hari. ”Acara ini baru pertama kali kami gelar, tentunya masih sangat banyak kekurangannya. Terutama jumlah durian yang kami siapkan dengan jumlah masyarakat yang membeludak. Sehingga banyak masyarakat yang kecewa karena tidak bisa ikut menikmati suguhan utama acara tasyakuran, yaitu durian khas Lebak yang sengaja kami datangkan dari para petani durian diseluruh pelosok Kabupaten Lebak. Termasuk durian bungbulang yang berukuran jumbo yang didatangkan khusus dari Kecamatan Gunung Kencana,” kata Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pariwisata Lebak, Imam Rismahayadin. Menurut Imam, keberagaman varietas durian Lebak dengan ciri dan keunggulan masing-masing, serta adanya sejumlah perkebunan durian di atas lahan pribadi, merupakan potensi yang sangat baik bagi pengembangan kepariwisataan (agro wisata) yang dapat menarik pengunjung, khususnya para penikmat buah-buahan lokal. ”Di Desa Jalupang, Kecamatan Leuwidamar misalnya, ada sebuah perkebunan durian di atas lahan seluas 8 hektare milik H. Edi yang ditanami tak kurang dari 600 batang pohon durian berbagai jenis. Baik varietas asli Lebak atau hasil persilangan. Bahkan saat mengunjungi perkebunan itu beberapa tahun lalu, Bupati Iti secara spontan menaiki salah satu pohon dan menjadi viral di medsos. Aksi spontanitas bupati itu semakin menambah ketenaran buah durian Lebak,” ujar Imam. Kabar heboh yang beredar cepat dari mulut ke mulut dan di dunia maya tentang adanya kegiatan Murak Kadu, disambut antusias oleh warga Lebak, khususnya warga Rangkasbitung dan sekitarnya, yang sejak pagi hari telah memenuhi halaman kantor Pemkab Lebak.
Pada festival yang baru pertama kali digelar itu, terdapat setidaknya 33 jenis varietas durian yang sengaja didatangkan dari berbagai pelosok wilayah di Lebak, untuk disantap bersama oleh warga Lebak. Salah satu primadona Festival Murak Kadu kali ini adalah kadu bungbulang yang berukuran jumbo, yang saat ini hanya ada satu pohon di Kecamatan Gunung Kencana. Berdasarkan laporan panitia, ada 33 varietas durian yaitu bungbulang, bincarung malam sireum, aseupan hejo. Kseupan biasa. cadas, unyil, syahrini, sihelm. sirarangge, keter, parahu, lilin, montong, kontol embe, bawang, kadu tundun. Kalahang baduv, mentega. motong, matahari, sunan, group, kadu rahim, kadu saung. Kadu kampek. Kadu rakman, kadu wahab, kadu lah, kadu aweh, kadu kanas, serta kadu jomblo. Plt Kepala Dinas Pariwisata Lebak, Imam Rismahayadin menyatakan, Festival Murak Kadu yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Lebak, serta komunitas penikmat durian, akan menjadi agenda tahunan sekaligus sebagai ajang memperkenalkan durian unggulan dari Lebak. Sejak beberapa tahun belakangan ini, Kabupaten Lebak dikenal sebagai salah satu daerah penghasil aneka buah-buahan unggulan, mulai dari rambutan, duku, manggis, hingga durian, serta berbagai jenis buah-buahan lainnya. Imam menambahkan, tingginya animo masyarakat, termasuk komunitas penikmat durian dari berbagai kota yang menghadiri Festival Murak Kadu semakin menambah rasa optimistisnya untuk menjadikan acara Festival Murak Kadu sebagai agenda rutin yang akan digelar setiap tahun pada saat musim durian tiba. ”Bupati telah memerintahkan kami agar Festival Murak Kadu dijadikan agenda tahunan. Tentunya dengan sejumlah catatan, mulai dari kesiapan panitia, ketersediaan durian hasil panen petani, serta penambahan jumlah persediaan durian yang akan dibagikan secara gratis, agar seluruh peserta bisa ikut merasakan kelezatan durian lokal. Serta aneka buah lokal unggulan khas Lebak seperti rambutan tangkue Lebak dan manggis yang akan selalu kami sertakan pada acara itu,” tuturnya. (Galuh Malpiana)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah