Situs Bendungan Pamarayan Dinilai Perlu Penataan

- 6 November 2018, 22:00 WIB
situs bendungan pamarayan
situs bendungan pamarayan

SERANG, (KB).- Situs Bendungan Pamarayan yang berlokasi Desa Panyabrangan, Kecamatan Pamarayan dinilai sudah waktunya mendapatkan pemugaran dan penataan. Hal itu dikarenakan kondisi situs peninggalan masa kolonial Belanda tersebut sudah banyak yang rusak. Pantauan Kabar Banten, situs Bendungan Pamarayan memang tampak kusam. Bahkan pada beberapa bagiannya seperti di jembatan atas bendungan tampak besi besinya sudah hendak patah. Kepala Bidang Kebudayaan pada Disdik Provinsi Banten Ujang Rafiudin mengatakan, jika melihat kondisinya saat ini situs bendungan yang dibangun pada tahun 1905 ini secara fisik sudah membutuhkan revitalisasi. Revitalisasi dalam artian tidak merubah secara fisik, melainkan merekondisi sesuai kondisi semula. "Misalnya disini di revitalisasi yang biasanya pengunjung bisa naik keatas karena saat ini tidak memungkinkan maka perlu direvitalisasi dengan menganti bagian yang rusak agar memiliki fungsi semula. Besi diatas harus diperbaiki," tuturnya kepada Kabar Banten saat ditemui selepas memberikan materi dalam acara jelajah cagar budaya di Bendung Pamarayan, Selasa (6/11/2018).
Meski demikian, dalam upaya revitalisasi ini dipastikan akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain itu sebelum dilakukan revitalisasi maka perlu ada kajian. "Tim pengkaji itu ada di wilayah BPCB disana ada ahlinya dan tim teknisnya," kata Ujang. Ia mengungkapkan, situs Bendungan Pamarayan ini merupakan salah satu peninggalan yang syarat akan sejarah. Kemudian juga memiliki nilai yang cukup tinggi baik dari sisi arsitekturnya maupun pembangunannya. "Kalau dipelihara ini sangat bermanfaat untuk generasi muda," ujarnya Ujang mengatakan, dalam pemeliharaannya tentu harus melibatkan pemerintah. Oleh karena itu pihaknya dari bidang kebudayaan salah satu tugasnya adalah melestarikan cagar tersebut bersama masyarakat. Ujang menuturkan, dibawah kepemimpinan Gubernur Banten Wahidin Halim, Banten kini mulai melakukan revitalisasi terhadap kawasan Banten Lama. Jika penataan Banten lama selesai, maka tidak menutup kemungkinan akan bergeser ke situs lain seperti Bendung Pamarayan. "Sesungguhnya tahun 2015 sudah ada hasil kajiannya di dinas (Disdik) kita tinggal lihat kembali. Kalau kaitanya satuan harga maka akan disesuaikan dengan saat ini," ujarnya. Namun jika dilihat volume dan jenis kerusakan yang ada, dirinya menilai tidak jauh berbeda dengan tiga tahun lalu. "Kita lihat dulu kajiannya termasuk kekuatan anggaran kita. Kita sedang fokus Banten lama, kalau sudah selesai ini sangat terbuka untuk menata kembali tinggalan di Banten," ucapnya. Disinggung soal keberadaan situs lainnya, Ujang menilai saat ini kondisinya justru sudah lebih diperhatikan. Sebab saat ini sudah ada pembagian kewenangan, seperti di Kabupaten/kota, provinsi dan pusat. "Dengan adanya tiga unsur itu maka sesungguhnya cagar budaya pemilaharanya saling melengkapi. Kalau tidak kabupaten maka provinsi dan demikian selanjutnya. Kemudian juga semua situs penting sudah punya juru pelihara," katanya.
Sementara, Juru Pelihara Situs Bendung Pamarayan Jamaludin Hugaeni mengatakan, untuk perbaikan dari pusat sejak zaman dulu memang belum pernah dilakukan. "Perbaikan paling dalam skala kecil seperti pengecatan. Kalau kaya pemugaran mah belum pernah ada," ujarnya. Ia berharap, Kedepan pemerintah bisa lebih memperhatikan kembali baik dari pusat, provinsi atau kabupaten. Terlebih saat ini situs Bendung Pamarayan mulai ramai dikunjungi. "Kalau kunjungan sekitar 1.000 per tahun itu dari luar daerah juga, seperti dari Palembang ada, Belanda juga ada yang kunjungan kesini," tuturnya. Sekadar informasi, Situs bendungan Pamarayan dibangun sejak tahun 1905-1925. Selama 20 tahun pembangunan telah menghabiskan biaya sebesar 5 juta gulden dan dilakukan oleh 200 ribu pekerja. (DN)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x