Bagi anda yang bosan menikmati susasana pantai, di kawasan ini anda juga bisa melancong ke sebuah goa yang biasa disebut Goa Lalay. Lokasinya tak jauh dari wisata pantai, yaitu berada di Kampung Cipanas Desa Sawarna. Untuk masuk ke goa ini, traveler harus melewati tangga dengan kemiringan 45 derajat dan memiliki struktur yang tidak rata. Maka, harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh. Goa Lalay merupakan jalur aliran air bawah tanah yang keluar dari mata air atau tetesan dari rembesan melalui sela-sela bebatuan dengan proses memakan waktu yang sangat lama. Sebab, membawa kandungan endapan batuan dan pasir, airnya membentuk stalaktit dan stalakmit. Struktur dinding Goa Lalay cukup kuat dan debit airnya pun cukup banyak. Bahkan, air di goa ini mampu mengairi sawah seluas 60 hektare di wilayah persawahan setempat bertahun-tahun. Masuk ke dalam goa, anda akan merasakan sensasi yang luar biasa. Batuan stalaktit dan stalakmit yang menghiasi langit-langit seisi goa akan memanjakan mata selama anda menyusuri goa. Goa Lalay sendiri memiliki kedalaman lebih dari 1.000 meter. Namun, anda tidak bisa masuk hingga kedalam tersebut. Wisatawan hanya disarankan sampai kedalam 200 hingga 400 meter. Goa ini termasuk unik, karena hampir semua dasarnya terendam air setinggi betis orang dewasa. Goa tempat kelelawar Goa ini diberi nama Lalay (nama kekelawar dalam bahasa Sunda). Karena, dulu goa ini merupakan tempat tinggal bagi koloni kelelawar. Namun, saat ini sudah sedikit kelelawar yang bisa dijumpai oleh para pengunjung. Nah, perlu dicatat nih oleh traveler. Masuk ke goa ini kalian harus membawa sejumlah perlengkapan, terutama senter (alat penerangan). Karena, di dalam goa ini sangatlah gelap, maka tanpa senter kalian tidak akan bisa melihat keindahan bantuan stalaktit dan stalakmit dengan sempurna. Untuk kamu yang tidak membawa peralatan di atas jangan khawatir, di pos masuk goa ini ada tempat penyewaan peralatan untuk keselamatan di dalam goa. Yang menarik dari Goa Lalay adalah proses untuk sampai ke goa ini, kamu harus melewati persawahan warga, pinggiran sungai dan jembatan gantung. (Galuh Malpiana)*