Situs Lebak Sibedug, Pilihan Destinasi Wisata Sejarah Megalitikum

- 3 Februari 2019, 03:30 WIB
sibedug7
sibedug7

SELAIN beragam potensi wisata alam, Kabupaten Lebak juga memiliki sejumlah destinasi wisata sejarah, berupa situs atau bebatuan peninggalan masa lalu pada zaman megalitikum, yang kini telah menjadi cagar budaya. Dalam buku “Pokok Pikiran Kebudayaan Kabupaten Lebak tahun 2018” tedapat sejumlah situs yang merupakan cagar budaya, mulai dari Situs Lebak Sibedug, Situs Kosala, Situs Parigi Lebak, Binong, Arca Batu Sapi, Batu Tapak, Arca Domas, Situs Cibadak/Cipujangga, Situs Parigi Lebak Ciherang, Situs Batu Bedil, hingga Situs Ciwongwongan, yang tersebar disejumlah wilayah. Di antara sekian banyak situs yang termasuk dalam cagar budaya itu, hanya sebagian kecil yang dikenal masyarakat luas, seperti misalnya Situs Lebak Sibedug yang berada di Kampung Cibedug, Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber. Areal Situs Sibeduk yang memiliki luas sekitar 2 ha terletak di lereng Pasir Manggu pada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Berdasarkan bentuk bangunan, secara keseluruhan situs itu terdiri dari bangunan teras berundak, bangunan sumuran, bangunan menhir, batu bergores, dan sebaran batu tukuh. Dalam laman https://ahmadsamantho.wordpress.com dituliskan, dari pengamatan bentuk bangunan secara keseluruhan, tampak bahwa kompleks megalitik Lebak Cibeduk merupakan perpaduan bentuk bangun batur-batur punden yang kadangkala dilengkapi dengan menhir, batu datar, dan batu kursi dengan punden berundak sebagai bagian yang paling sakral. Halaman pertama merupakan bagian sebelah timur dan merupakan bagian ruang yang paling rendah dibandingkan halaman kedua dan ketiga. Halaman kedua terletak di bagian tengah, dan halaman ketiga yang merupakan bagian inti terletak di bagian paling barat dan merupakan bagian halaman yang paling tinggi. Pintu masuk menuju kompleks bangunan ini terletak di sebelah barat, bersisian langsung dengan aliran Kali Cibedug. Jalan masuk ke situs Lebak Cibedug melalui tangga yang terbuat dari susunan batu andesit dan bongkahan batu lempung yang terdiri dari 33 anak tangga. Pada bagian tengah pintu masuk terdapat menhir dengan ukuran besar dalam posisi tegak. Menhir ini adalah satu-satunya menhir terbesar dibandingkan dengan beberapa temuan menhir lainnya yang terdapat di situs ini. Ukuran tinggi menhir adalah 236 sentimeter dengan diameter 336 sentimeter. Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun bangunan megalitik baik berupa bangunan berundak atau batur punden yang disebut masyarakat lokal dengan isitilah batu tukuh yang hampir semuanya menggunakan dua jenis batuan yaitu batu andesit dan tufa yang berbentuk bongkahan. Kedua jenis bahan batuan itu terdapat pada aliran sungai yang berada tidak jauh dari situs. Para peneliti menarik kesimpulan bahwa bahan untuk pendirian bangunan-bangunan megalitik yang banyak ditemukan di kawasan Lebak Cibeduk diperoleh dari bongkahan-bongkahan yang tersingkap di aliran-aliran sungai yang ada disekitar situs. Jalan masuk menuju situs dari arah barat melewati trap (tangga masuk) sebanyak 33 tingkatan. Pada bagian pintu masuk terdapat sebuah menhir berukuran besar dalam posisi tegak berdiri dan merupakan menhir yang terbesar dengan ukuran tinggi 235 cm dan berdiameter 336 cm. ”Secara kasat mata, situs megalitikum di Cibedug terdiri dari sembilan teras dengan susunan batu berbentuk lonjong seperti menhir. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, Situs Cibedug merupakan tempat berdoa pada masanya dulu,” kata Ketua DPRD Lebak Junaedi Ibnu Jarta yang sempat beberapa kali berwisata ke Situs Lebak Sibedug. Mengingat lokasinya yang tidak mudah untuk dijangkau, situs peninggalan zaman megalitikum itu jartang dikunjungi wisatawan. Apalagi untuk rute menuju lokasi itu tidak bisa dilalui kendaraan, khususnya roda empat, sehingga pengunjung harus berjalan kaki naik turun bukit untuk sampai ke lokasi. (Nana Djumhana/dari berbagai sumber)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x