JNE-Pemprov Jabar Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemi

20 Juni 2020, 05:45 WIB
JNE Dukung UKM dalam Kiriman di Tengah Pandemi

BANDUNG, (KB).- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, untuk membangkitkan bidang ekonomi di tengah pandemi Covid-19 dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan tiap daerah dari mulai kota sampai desa.

"Perekonomian harus digerakkan bertahap, jangan digerakin sekaligus. Apa definisi bertahap, maka kita bikinlah klasifikasi perekonomian yang high impact tapi low risk dulu, kemudian low impact-low risk, high impact-high risk, low impact-high risk," ujar Pria yang akrab disapa Emil ini, dalam webinar “Menilik Peran Pemrov Jabar dan Perusahaan Logistik Membangkitkan UMKM di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi, Kamis (11/6/2020) lalu.

Ia mengatakan, upaya digitalisasi perekonomian masyarakat di Jawa Barat kian terdorong dengan adanya Covid-19, hingga ke desa.

"Hikmah Covid-19 resep terbaik kami, desa digital bisa bikin yang di desa jadi jualan online. Tinggal di desa tapi connect ke dunia, pengirimannya dibantu JNE kira-kira begitu. Perekonomian desa akan kami perkuat supaya apapun bisnis di desa bisa maju, termasuk pariwisatanya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tidak mengubah karakter desa, hanya menambah cara berkehidupannya supaya tetap terkoneksi,” ujar Emil.

Seorang kurir JNE memberikan paket pada warga yang tinggal di Desa Cipanjalu, Palintang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Guna melayani masyarakat, hingga saat ini PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) memiliki 6.600 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia dan melakukan pengantaran hingga ke pedesaan. (Istimewa).*

Pandemi Covid-19 ini, kata dia, bukan lagi hanya berdampak pada krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Di Jawa Barat, bidang-bidang yang survive dalam kondisi pandemi Covid-19 ini di antaranya pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pangan, dan logistik.

Dari segi perekonomian, sektor pengiriman atau logistik menjadi perhatian karena menjadi salah satu sektor yang tidak terganggu oleh wabah Covid-19 di semua zona yang terbagi berdasarkan level kewaspadaan pemerintah, baik zona hitam, zona merah, zona kuning atau zona hijau.

“Kebutuhan akan logistik dan pengiriman barang tetap ada. Bahkan meningkat saat wabah ini terjadi,” ujar Emil.

Sementara itu, Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi menyampaikan bahwa di tengah pandemi Covid-19, perusahaan logistik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian. Selain itu, serapan tenaga kerja di industri ini masih sangat banyak.

Para kurir, kata dia,menjadi garda terdepan dalam salah satu sektor di bidang perekonomian. Karenanya, JNE memastikan keselamatan dan kesehatan para kurir atau driver terjamin agar terlindung dari Covid-19. Pandemi Covid-19 pun mendorong berbagai pihak untuk melakukan transformasi karena perilaku konsumen yang berubah sehingga menggeser sistem bisnis offline menjadi online.

"Inilah yang kita lihat, dimana dengan adanya Covid-19, ternyata digital transformation itu datang lebih cepat. Kalau kemarin kita hanya bicara semua mau melakukannya, tapi sekarang dengan adanya Covid-19, semua mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, harus melakukan digitalisasi,” ujar Feriadi.

Saat ini, kata dia, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pokok, mencari alat kesehatan, alat rumah tangga, semua dicari dan diperoleh dengan cara online.

"Kami sangat bersyukur karena saat ini mendapatkan rekomendasi dari Kemenkominfo agar operasional JNE tetap berjalan seperti biasa. Hal ini tentu sangatlah diperlukan karena dengan adanya logistik, ekonomi bisa bertahan," ujar Feriadi. (KO)*

Editor: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler