Budi Daya Jamur Tiram Masih Terkendala Modal

28 Juli 2020, 23:45 WIB
Jamur Tiram Ilustrasi

LEBAK, (KB).- Permintaan jamur tiram di Kabupaten Lebak saat ini cenderung mengalami peningkatan. Hanya saja, mereka masih sulit berkembang, karena terbentur keterbatasan modal.

"Permintaan pasar memang meningkat, tapi kami sulit meningkatkan produksi. Karena, modal yang kami miliki masih cukup terbatas," kata Uding (45), seorang perajin budi daya jamur tiram warga Kampung Malabar, Desa/Kecamatan Cibadak, Senin (27/7/2020).

Saat ini, tutur dia, perajin budi daya jamur tiram di wilayahnya mencapai 10 unit usaha. Mereka semua merasa kewalahan melayani permintaan pasar yang terus melonjak.

Pada hari biasa, permintaan pasar hanya 300 kilogram per hari. Sekarang, pasar meminta suplai jamur tiram satu ton per hari untuk dipasok ke Kabupaten Pandeglang serta Kota Serang.

"Hanya saja, itu tadi kendalanya para perajin jamur tiram tidak mampu melayani kenaikan permintaan pasar akibat minimnya modal usaha yang dimiliki," ujarnya.

Ia mengembangkan usaha hanya mampu memproduksi sebanyak 50 kilogram dengan populasi benih 10.000 baglog dan pendapatan Rp 500.000 per hari. Harga di tingkat penampung sebesar Rp 10.000 per kilogram.

Begitu juga Mazen (50), seorang perajin jamur tiram dari Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak. Ia tidak sanggup melayani permintaan konsumen pada masa wabah Covid-19 seperti sekarang. Ia menyebut, produksi usahanya sekitar 50 kilogram dengan pendapatan Rp 500.000.

Pendapatan kotor sebesar itu, menurut dia, tentu cukup membantunya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sekaligus membayar upah pekerja.

Meski begitu, dia berharap, ada pinjaman dengan bunga terjangka, agar perajin budi daya jamur tiram bisa mengembangkan usahanya untuk memenuhi permintaan pasar.

"Kami membuka usaha ini berjalan di tempat akibat kekurangan modal, terlebih saat ini harga benih naik hingga Rp 2.500 per baglog," ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak Rahmat Yuniar mengatakan, saat ini perajin jamur tiram di daerahnya semakin berkembang dan mampu memasok kebutuhan pasar di Rangkasbitung maupun Pandeglang.

Hanya saja, dia mengatakan, produksi jamur di kalangan perajin masih terbatas akibat terbentur permodalan.

"Kami terus mengoptimalkan pembinaan, agar usaha perajin jamur tiram menjadikan klaster ekonomi warga Lebak," tuturnya. (ND)*

Editor: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler