Berikan Kontribusi Besar Terhadap Perekonomian Nasional, Ini Potensi Industri Agro di Indonesia

11 November 2020, 17:18 WIB
Agrowisata di Pandeglang /

KABAR BANTEN - Industri Agro yang merupakan kelompok sektor manufaktur yang selama ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, memiliki peluang pengembangan yang cukup prospektif. Hal ini didukung dengan berbagai potensi Industri Agro di Indonesia.  

Potensi tersebut di antaranya, pasar domestik yang besar, sumber daya pertanian yang berlimpah sebagai sumber bahan baku industri agro dalam negeri, perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern, serta munculnya pemain-pemain Industri Agro nasional yang sudah mampu bersaing di tingkat global.

Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan pers Kemenperin, Selasa, 10 November 2020.

Dengan adanya peluang tersebut, kata Menperin, kebijakan pemerintah dalam pembangunan Industri Agro adalah menjadikan Indonesia menjadi pemain terkemuka di pasar regional.

"Strategi utamanya adalah melalui peningkatan ekspor produk Industri Agro serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal,” ujar Agus.

Baca Juga : Diskon Listrik untuk UMKM dan IKM Diperpanjang, Sampai Kapan?

Ia mengatakan, sepanjang triwulan III tahun 2020, sumbangsih Industri Agro mencapai 52,94% signifikan terhadap PDB sektor pengolahan nonmigas. 

"Di tengah pertumbuhan industri nonmigas yang terkontraksi 4,20%, industri makanan dan minuman masih tumbuh positif sebesar 0,66%,” ujar Menperin.

Sub-sektor Industri Agro yang memberikan kontribusi besar pada PDB sektor pengolahan nonmigas pada triwulan III-2020, kata dia, yakni industri makanan dan minuman dengan sumbangsih mencapai 39,51%.

Selanjutnya, diikuti industri pengolahan tembakau (4,8%), industri kertas dan barang dari kertas (4,22%), serta industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur (2,84%).

“Industri Agro juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi nilai ekspor sektor pengolahan nonmigas,” ujarnya.

Baca Juga : Mentan Minta Gubernur Amankan Stok 11 Bahan Pokok, Ada Apa?

Adapun langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan ekspor di sektor industri agro, di antaranya adalah penguatan kemampuan Industri Agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian. Berikutnya, penerapan sektor pertanian dan industri agro dengan teknologi industri 4.0.

“Meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik, serta peningkatan produksi Industri Agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D),” tutur Agus.

Di samping itu, juga dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing produk Industri Agro dari segi kualitas, harga, dan kemampuan delivery dalam rangka memenuhi pasar ASEAN dan global, serta meningkatkan kemampuan SDM, teknis dan teknologi industri agro guna memperkuat kemampuan produksi nasional di pasar global.

“Pada tahun 2020-2022 sektor Industri Agro yang akan didorong penurunan impornya adalah industri pengolahan susu, industri pengolahan buah, industri gula berbasis tebu, dan industri kertas sebesar 20,54% atau senilai Rp32.862,35 miliar,” ujar Menperin.

Selain itu, upaya yang dipacu adalah penambahan produksi untuk keempat jenis produksi tersebut sebesar Rp120.019,81 miliar atau naik 35,29% dibandingkan tahun 2019.

“Langkah selanjutnya mendorong realisasi investasi sebanyak 25 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp30 triliun,” ujar Menperin.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Kemenperin

Tags

Terkini

Terpopuler