Harga Sapi Tinggi, Pelaku RPH di Tangerang Mogok 3 Hari, Dukung Aksi Protes Pedagang Daging Sapi

- 19 Januari 2021, 18:52 WIB
Ilustrasi Daging Sapi. Pelaku Usaha Rumah Potong Hewan (RPH) menghentikan aktivitasnya selama 3 hari mendukung aksi protes pedagang daging sapi terhadap naiknya harga sapi hidup.
Ilustrasi Daging Sapi. Pelaku Usaha Rumah Potong Hewan (RPH) menghentikan aktivitasnya selama 3 hari mendukung aksi protes pedagang daging sapi terhadap naiknya harga sapi hidup. /

KABAR BANTEN - Pelaku usaha Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Tangerang, sementara waktu ini menghentikan usahanya. Hal itu, sebagai bentuk dukungan terhadap aksi protes pedagang daging sapi, menyusul tingginya harga sapi hidup saat ini.

Suwandi, Kepala RPH Tunas Karya Pamulang mengaku, akan menghentikan sementara usaha pemotongan hewan di RPH nya. Sebagai aksi solidaritas pengusaha RPH terhadap pedagang daging sapi.

"Tidak ada instruksi demo atau apa. Kita berpartisipasi atas aksi rekan-rekan kita para pedagang daging sapi, kita ikut suport," ungkap Suwandi Kepala RPH Tunas Karya Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa, 19 Januari 2021.

Baca Juga : Lowongan Kerja 2021: Pemkot Tangerang Gelar 'Virtual Job Fair', Ada 1.162 Loker, Ini Kualifikasinya

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Asosiasi Pedagan Daging Indonesia (APDI) seruan aksi mogok usaha itu, berlaku selama 3 hari sejak Selasa 19 Januari hingga Kamis 21 Januari 2021 besok.

Sementara, pelaku usaha pembibitan Sapi Kabupaten Tangerang, Idris, mengaku belum menentukan arah pasti terkait aksi mogok para pelaku usaha perdagingan sapi tersebut.

"Info surat edaran begitu (mogok usaha). Kita belum tahu akan ikut atau tidak. Sebelumnya ada surat edaran juga, tapi hoax jadi bingung kita," jelas dia.

Baca Juga : Beras Tak Lagi Penyumbang Terbesar Inflasi, Distan: Pertanian Banten Tunjukkan Kinerja Positif

Menurut dia, saat ini pasokan sapi hidup dari pengusaha penggemukan sapi (feedloter) sangat terbatas, sehingga memicu kenaikan harga sapi hidup bagi usaha pemotongan hewan.

"Harga bakalan sapi Australia naik, dan membeli sapi susah karena tidak semua feedlot menjual banyak ke RPH. Orang punya duit banyak juga belum tentu bisa membeli sapi dari feedlot. Karena kuota feedlot sendiri tak banyak," ucap Idris.

Idris mengaku setiap hari dapat menyembelih 10 sampai 20 ekor sapi setiap harinya, sesuai permintaan dari para pedagang daging sapi langganannya.

"Sehari 10 sampai 20 ekor. Tergantung permintaan dari pedagang," tuturnya.

Baca Juga : Beli Paket Internet Lebih Menguntungkan dengan ShopeePay, Ikuti Langkah-Langkah Berikut Ini

Idris menjelaskan, saat ini kenaikan harga sapi bakalan (sapi hidup) dari suplier ke RPH sebesar Rp4000 per kilogram hidup. Dari sebelumnya, berkisar antara Rp1 sampai Rp 2 ribu perkilogram sapi hidup.

"Sebelum Covid-19 kenaikan per kilo sapi berat hidup seribu atau dua ribu rupiah setelah covid ini naik antara 4 ribu rupiah perkilo hidup. Kenaikan ini melebihi kenaikan harga pada saat lebaran.

"Belum ke karkas bisa naik dua kali lipat lagi. Misal di sapi hidup kita naik seribu tapi di karkas kita naik sampai dua ribu," ujarnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x