“Ini berguna bagi pengembangan industri baja di Asia Tenggara selanjutnya,” ujar Silmy Karim.
Silmy menerangkan ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama SEAISI.
Pertama adalah peningkatkan utilisasi kapasitas produksi baja di Asia Tenggara dalam tingkat ekonomis untuk jangka panjang.
Selanjutnya, meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri baja di Asia Tenggara, mengakselerasi investasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
“Ketiga, itu tidak lain peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tiga hal ini nantinya akan menguatkan negara-negara anggota SEAISI dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kami juga terus berupaya memperjuangkan kebijakan-kebijakan untuk menghadapi gempuran baja-baja impor yang datang dari luar Asia Tenggara,” tuturnya.
SEAISI pun, kata Silmy, mendorong negara-negara anggotanya untuk mengaplikasikan teknologi baru, dalam bidang konstruksi baja, pengembangan digitalisasi pada industri baja.
Selain itu, SEAISI pun meningkatkan kewaspadaan terhadap kelestarian lingkungan dengan menerapkan green industry yang diaplikasikan pada industri baja yang saat ini mulai gencar dilakukan di negara-negara Eropa dan Jepang.
“SEAISI turut mendukung proses pemulihan industri baja pasca pandemi Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara serta terus memberikan kontribusinya untuk kemajuan industri baja di Asia Tenggara,” ucap Silmy Karim.***