PDRB Tumbuh Positif, Perekonomian Banten Meningkat

- 16 November 2018, 12:15 WIB
bank-indonesia-Seminar-economic
bank-indonesia-Seminar-economic

Sepanjang 2018, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten mengalami pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan PDRB tersebut, diikuti dengan perekonomian yang meningkat dan berada di posisi ketiga di Pulau Jawa. Hal itu terungkap dalam acara Temu Responden Survei Bank Indonesia dan Seminar Economic Outlook Tahun 2019, di Ballroom Surosowan lantai 4 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Jl. Raya Serang-Pandeglang Km.7 (Palima) Serang, Kamis (15/11/2018). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten, Rahmat Hernowo mengatakan, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten tumbuh sepanjang tahun 2018. "Perkembangan PDRB di Provinsi Banten sudah tumbuh ke atas, dan perekonomian di Banten sudah meningkat. Jika dibandingkan provinsi lain yang ada di Jawa, Banten mendapat peringkat ketiga," kata Rahmat Hernowo. Selain itu, dia juga menjelaskan tentang angka inflasi di Banten pada bulan Oktober 2018 sebesar 3,44 persen dan berada di atas inflasi nasional, yakni 3,16 persen. "Jika dilihat dari waktu ke waktu, inflasi di Provinsi Banten selalu berada di atas nasional. Dan Banten berada diurutan kedua tertinggi di Jawa, setelah urutan pertama, yaitu Jawa Barat," ucapnya. Dia mengatakan, sektor kesehatan merupakan yang paling tinggi dalam menyumbang inflasi di Provinsi Banten, kemudian disusul dengan sektor pendidikan."Secara parsial, jadi inflasi di Banten ini hanya dihitung di tiga kota yang ada di Provinsi Banten. Yaitu, Kota Tangerang, Kota Serang dan Kota Cilegon. Dan yang masih aman adalah Tangerang," tutur Rahmat. Acara yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Banten tersebut, menghadirkan dua narasumber, yaitu Vice President Economist Bank Permata Joshua Pardede dan CEO Founder of Jouska Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno. Dalam pemaparan Joshua Pardede, saat ini Indonesia sedang mengalami perang dagang bersaing dengan sejumlah negara-negara besar, seperti Amerika dan Cina. "Karena saat ini kita dalam situasi perang dagang, tidak hanya Indonesia saja, bahkan di dunia. Seperti saat ini dolar menguat, sehingga membuat perdagangan menjadi defisit, apalagi sebagian besar negara kami masih impor sejumlah barang dari luar," katanya. Namun berdasarkan data yang diketahui Joshua, kondisi rupiah masih lebih baik dibandingkan negara lainnya, seperti Malaysia, India dan beberapa negara lainnya. "Jika kita lihat sepanjang tahun ini, kondisi rupiah masih lebih baik dibandingkan negara tetangga lainnya," ujarnya. Meski rupiah melemah, akan tetapi tidak terlalu dalam dan masih bisa diatasi. Dia juga mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih mengandalkan konsumsi rumah tangga, kemudian tren investasi, dan sektor pariwisata. "Di tahun 2018 ini juga sebenarnya ekspor kita meningkat. Tetapi ekspor yang kita lakukan jauh lebih rendah dari impor yang kita lakukan. Karena Indonesia lebih banyak mengekspor barang mentah, sehingga masih kalah dengan tingkat impor," ucapnya. Sama seperti Kepala BI, Joshua juga menjelaskan jika sektor pariwisata sangat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, bahkan dunia, termasuk di Provinsi Banten."Sektor pariwisata itu bisa menjadi pendorong peningkatan ekonomi daerah. Seperti Pandeglang dan Lebak menyumbang dari sektor pariwisata. Sedangkan Tangerang dan Serang masih menjadi penyumbang terbesar perekonomian dalam sektor investasi di Provinsi Banten," ujarnya. Sementara, CEO Founder of Jouska Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno mengatakan, kalau media sosial saat ini sangat berperan penting dalam dunia bisnis di Indonesia, bahkan dunia."Bagaimana besarnya pengaruh media sosial dalam mendorong tingkat ekonomi di zaman sekarang ini. Apalagi bagi pebisnis masa kini," katanya. Menurutnya saat ini masyarakat lebih dimudahkan dengan adanya media sosial. (Rizki Putri)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x