Redam Krisis Pangan, ACT Distribusikan Bantuan Pangan ke Yaman

- 23 Juli 2019, 23:15 WIB
ACT
ACT

Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan bantuan kemanusiaan korban rawan pangan di Yaman dalam bentuk paket pangan. Paket pangan yang dibagikan kepada penduduk Sana’a berupa kebutuhan pokok, terdiri dari tepung, beras, minyak sayur, gula, dan kacang-kacangan yang akan terus dilakukan dalam tiga bulan kedepan.

Selain kerawanan pangan, konflik di daerah tersebut juga berdampak langsung pada ekonomi Yaman. Hal itu tentu semakin memperburuk krisis pangan Yaman. Harga makanan meroket, belum lagi jumlah pengangguran melonjak sehingga makanan pokok tidak terjangkau bagi penduduk Yaman.

Harga pangan yang tinggi akhirnya memaksa penduduk Yaman mengatur strategi agar tetap bisa makan. Mereka beralih ke makanan yang kurang disukai dan lebih murah atau mengurangi porsi makanan mereka.

Sekitar 3,34 juta orang dari 21 provinsi di Yaman terpaksa mengungsi sejak konflik terjadi. Sekitar 85 persen pengungsi internal berasal dari Provinsi Taiz, Hajjah, Sana’a City, Sa’ada, dan Sana’a.

“Mereka adalah warga sipil yang tinggal di daerah Sana'a. Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi sasaran serang pihak yang berkonflik pada Ramadan lalu,” kata salah satu tim Global Humanity Response (GHR) ACT Andi Noor Faradiba.

Krisis pangan ini juga dipengaruhi berkurangnya produksi pangan lokal. Sebelum konflik, sekitar 25 persen makanan diproduksi di dalam negeri. Pada 2017, angka tersebut menurun hingga kurang dari 20 persen. Sementara, produksi pangan domestik pada tahun 2018 diperkirakan telah turun lebih jauh.

Sebagai lembaga kemanusiaan, ACT tidak hanya mendistribusikan bantuan ke Yaman, namun juga terus membersamai warga yang menjadi korban konflik di berbagai belahan bumi lainnya, seperti Gaza, Uighur, Suriah, dan lainnya.

Dengan krisis pangan yang terjadi, pihaknya juga mengajak muslim untuk meluaskan kebahagiaan kurban di pelosok Indonesia hingga berbagai belahan dunia melalui Global Qurban (GQ).

Ditahun ini GQ menargetkan distribusi 100.000 kambing yang menyasar hingga 50 negara, dan 34 provinsi atau sekitar 265 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. "Ekspansi distribusi ini menjadi bentuk aksi nyata terhadap krisis pangan yang terjadi di dunia," ujarnya. (Rizki Putri)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x