Dijadikan Bank Banten, Akusisi Bank Pundi Dinilai Terlalu Mahal

- 16 Mei 2020, 09:00 WIB

SERANG, (KB).- Akuisisi Bank Pundi oleh PT Banten Global Development (BGD) untuk dijadikan Bank Banten pada 2016 dinilai terlalu mahal. Sebab, harga saham yang saat itu belum disesuaikan dengan hasil due diligence (uji tuntas).

Demkian terungkap dalam diskusi yang dilaksanakan Perkumpulan Urang Banten (PUB) yang digelar secara daring, Jumat (16/5/2020).

Pengamat Perbankan Saiful M Ruky mengatakan, sejak awal proses awal dirinya menyatakan keberatan jika Bank Banten didirikan dari proses akuisi Bank Pundi.

"Terakhir meeting dengan Ketua DPRD dan pimpinan Fraksi-fraksi. Waktu itu semua tokoh hadir, membeli bank ini tidak tepat," katanya saat menjadi narasumber.

Terdapat tiga alasan yang menurutnya akuisisi Bank Pundi tidak tepat. Pertama, Bank Pundi merupakan bank bermasalah atau bank sakit. Berdasarkan due diligence yang dilakukan saat BGD hendak mengakuisi, Bank Pundi memiliki beban Rp1,5 triliun kredit macet.

"Ada piutang yang tak tertagih dan dihapus, melihat ini terlalu banyak masalah," ujarnya.

Kedua, atas berbagai masalahnya penyebatan Bank Pundi membutuhkan dana yang sangat besar, diperkirakan Rp 2 triliun. Kebutuhan tersebut merupakan hitungan kasar atas kebutuhan di setiap cabang yang jumlahnya mencapai ratusan.

"OJK menentukan minimal modal kalau ditotal itu Rp 2 triliun. Dalam di koran Gubernur WH menyatakan pada 2019 (kebutuhannya) sebesar Rp 2,8 triliun," katanya.

Ketiga, Bank Pundi memiliki banyak cabang di Indonesia yang tidak tepat jika menjadi Bank Banten.

"Mana ada orang di sulut menyimpan uang di Bank Banten, lebih memilih Bank Sulut, lebih aman di sana. Bank Banten kalau mau berdiri fokus di daerah Banten, Jakarta, Bogor Bekasi, Depok," ujarnya.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah