Ormas Perang Kepentingan

- 7 Agustus 2017, 16:00 WIB
krakatau bandar samudra konfrensi pers
krakatau bandar samudra konfrensi pers

KABARNYA, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) telah lama menjadi incaran sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di wilayah Ciwandan. Bahkan, tidak jarang terjadi perang kepentingan untuk mendapatkan kontrak kerja sama dengan anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada Kamis (3/8/2017), di mana Karang Taruna Meriam Baja dari Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan serta Karang Taruna Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan melakukan unjuk rasa di pintu Gerbang PT KBS. Kedua organisasi tersebut menuntut keterbukaan serta keterlibatan masyarakat Kelurahan Tegal Ratu dan Kelurahan Kubangsari dalam ketenagakerjaan serta pemerataan penyaluran corporate social responsibility (CSR) untuk masyarakat di sekitar PT KBS. Namun, aksi Karang Taruna Meriam Baja dan Karang Taruna Kubangsari tersebut, berbenturan dengan kepentingan LSM Gabungan Pemuda Tegal Ratu (Gaputra). Di mana LSM tersebut telah lama bekerja sama dengan PT KBS dalam hal CSR dan ketenagakerjaan. Ketua Gabungan Pemuda Tegal Ratu (Gaputra), Riswandi Akbar mengatakan, jika pihaknya menyimpulkan, bahwa aksi dua karang taruna tersebut terlalu memaksakan dan mengandung arogansi. Ia menilai, aksi kemarin tidak mewakili kepentingan masyarakat secara luas serta patut diduga untuk kepentingan pribadi atau kelompok. "Terkait tuntutan mereka, kami memandang jika PT KBS sudah terbuka dalam memberikan informasi. Baik itu dalam hal ketenagakerjaan maupun CSR. Oleh karena itu, kami berkesimpulan, bahwa dapat diduga orang atau organisasi tersebut terlalu memaksakan kehendak," katanya dalam konferensi pers di salah satu rumah makan Kecamatan Ciwandan, Jumat (4/8/2017). Ia menuturkan, masyarakat Tegal Ratu selama ini telah merasakan program CSR PT KBS. Baik itu dalam bentuk hibah, pemberdayaan masyarakat atau pelatihan-pelatihan. "Keberpihakan PT KBS kepada masyarakat Tegal Ratu melalui Gaputra atau dengan pengusaha sudah baik. Jika ada pihak yang tidak merasakan, sebaiknya ditanyakan kembali, sejauh mana mereka menjalin komunikasi dengan PT KBS," ujarnya. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT KBS, Dedi Juwanda menilai, jika konflik tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi. Sebab, ucap dia, pihaknya siap membuka ruang komunikasi untuk menampung aspirasi masyarakat Ciwandan. "Ini hanya masalah komunikasi. Padahal, ruang untuk organisasi masyarakat lain ikut mengelola ketenagakerjaan dan CSR, seperti Gaputra tetap ada," tuturnya. Menurut dia, dua karang taruna tersebut, belum pernah melayangkan usulan kerja sama pada 2016 lalu. Sehingga, pada 2017 ini, pihaknya memang tidak bisa melakukan kerja sama dengan mereka. (Sigit/Job)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x