Kiainya Masuk Daftar Mubaligh Versi Kemenag, Alumni Al Khairiyah Bersyukur

- 20 Mei 2018, 15:30 WIB
download
download

CILEGON, (KB).- Para santri jebolan Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon bersyukur karena tiga kiai mereka masuk dalam daftar 200 mubaligh yang direkomendasikan Kementrian Agama (Kemenag) RI. Mereka menilai, hal itu sebagai bukti pengakuan masyarakat dan Pemerintah RI terhadap perguruan Islam tertua di Banten yang didirikan Ki Syam’un. “Alhamdulillah, sebagai orang yang pernah mesantren di Al-Khairiyah, saya sangat bangga,” kata H. Udin Syafaruddin, salah seorang alumnus Al-Khairiyah, kepada kabar-banten.com, Ahad (20/5/2018).
Prof. Muhammad Amin Suma Ia berharap, masuknya tiga nama tersebut akan semakin memotivasi para santri Al-Khairiyah di seluruh Indonesia untuk lebih giat belajar. Sementara untuk para alumninya, diharapkannya akan menjadi motivasi untuk lebih serius dan ikhlas dalam membina umat. “Bagi saya, di mana pun berkaryanya, santri Al Khairiyah harus serius dan menekuni pekerjaannya. Yang menjadi petani, tekunlah dengan pertaniannya. Dmikian pula yang menjadi dosen, tekun dan ikhlaslah dalam mengajar,” katanya.
Prof. Satori Ismail Pembina Yayasan Al Bayan Kota Cilegon, Lutfah Abdullah, berterima kasih kepada Kementrian Agama karena telah mengakui salah seorang kiai di Pesantren Al Bayan sebagai salah seorang yang masuk dalam 200 daftar mubaligh rekomendasi Kemenag RI. “Alhamdulillah, itu sebuah penghargaan. Tidak usah ditolak, jangan juga merasa takabur,” katanya.
Prof. Rif'at Syauqi Nawawi Tiga nama tokoh Al-Khairiyah yang masuk dalam daftar 200 mubaligh versi Kemenag RI, yakni Prof. Satori Ismail (Pengasuh Pondok Pesantren Al Bayan Tegalbuntu, Tegalratu, Ciwandan, Kota Cilegon), Prof. Rif’at Syauqi Nawawi (Dosen UIN Jakarta/ putra ulama Al-Khairiyah Kiai Nawawi), dan Prof. Muhammad Amin Suma (Dosen UIN Jakarta/ putra guru ngaji di Tegalratu). (SY)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah