Terkait Usulan Gelar Pahlawan Brigjen KH Syamun, TPPN Kunjungi Al-Khairiyah

- 2 September 2018, 23:28 WIB
PSX_20180902_232754
PSX_20180902_232754

CILEGON, (KB).- Tim Penganugerahan Pahlawan Nasional (TPPN) Kementerian Sosial RI mengunjungi Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah di Kampus Peradaban Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon, Sabtu (1/9/2018). Kunjungan tersebut merupakan bagian persiapan penganugerahan gelar pahlawan nasional 2018 yang akan diberikan kepada Brigjend KH Syamun oleh Presiden RI Joko Widodo. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, tim Kemensos juga melihat langsung Kampus Peradaban Islam Al-Khairiyah Citangkil sebagai karya luar biasa dari seorang ulama dan pejuang yang mendirikan pusat pendidikan Islam terbesar yang melahirkan jutaan alumni serta turut meninjau langsung makam pahlawan Brigjend KH Syamun di Desa Kamasan, Kabupaten Serang. Wakil Sekjen Pengurus Besar Al-Khairiyah, Ahmad Munji mengatakan, kunjungan tim Kemensos tersebut dalam rangka persiapan pengajuan penganugerahan pahlawan nasional. Tim Kemensos telah melakukan pengumpulan data tentang riwayat perjuangan Brigjend KH Syamun sebagai syarat utama sesuai dengan ketentuan UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Berdasarkan undang-undang tersebut, gelar diberikan kepada seseorang yang berjuang melawan penjajahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. "Itu semua ada pada riwayat hidup Ki Syamun," katanya. Ia menuturkan, persiapan penganugerahan pahlawan nasional menjadi keseriusan Presiden Joko Widodo yang berharap segala prosedur dan persyaratan pengajuan segera terpenuhi. Apalagi, ujar dia, selama ini semua persyaratan telah terpenuhi. "Ada keinginan dari pak Presiden terkait ulama besar Banten, yaitu pendiri Al-Khairiyah menjadi pahlawan nasional. Pernyataan ini diungkapkan dalam beberapa kali pertemuan. Apalagi, Ki Syamun bukan hanya ulama, tapi juga seorang militer dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal (Brigjen) dalam perjuangan merebut kemerdekaan," ucapnya. Dalam proses pengajuan tersebut, tutur dia, telah melibatkan berbagai pihak. Mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah serta Pengurus Besar Al-Khairiyah yang bekerja sama untuk mempercepat terpenuhinya syarat pengajuan anugerah pahlawan nasional untuk Brigjend KH Syamun. "Kami berharap di 2018 ini, Brigjend KH Syamun diangkat menjadi pahlawan nasional sesuai dengan perjuangannya, bahkan juga sebagai ulama yang mendirikan Al-Khairiyah," katanya. Ketua PB Al-Khairiyah, Ali Mujahidin menyatakan, pihaknya selalu menghargai jasa para pahlawan terdahulu, seperti Brigjen KH Syamun yang mendirikan Al-Khairiyah, yang kini menjadi kebanggaan warga Banten. Menurut dia, Brigjen KH Syamun adalah sosok tentara sekaligus seorang ulama. KH Syamun, ujar dia, sempat diusulkan jadi pahlawan nasional, namun belum dikabulkan. Hanya saja ada pesan penting, bahwa kenapa belum layak jadi pahlawan nasional. Karena ruang lingkup perjuangannya hanya Banten dan Jabar. Namun, jika dibandingkan dengan yang lain, semuanya memang ada di daerah masing-masing. Jika berkenan atas usulan keluarga besar Al-Khairiyah dan masyarakat Banten, agar dapat mengabulkan permohonan, agar Brigjen KH Syamun jadi pahlawan nasional. (HS)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah