Pilkada Kota Cilegon 2020: Dede Rohana, Milenial Cerdas

- 17 Oktober 2019, 07:45 WIB
obrolan mang fajar bersama Dede Rohana
obrolan mang fajar bersama Dede Rohana

Meski posisinya sebagai anggota dewan sekaligus Ketua Fraksi PAN mungkin harus ditanggalkan, Dede menyadari bahwa sebagai perjuangan membutuhkan pengorbanan.
Menurut dia, berjuang di legislatif maupun eksekutif harus siap dilaksanakan jika itu adalah amanah rakyat. "Hari ini saya tertantang, saya didorong, saya juga memang punya keprihatinan dan ada panggilan jiwa," kata Dede Rohana.

Menurut dia, Kota Cilegon memiliki potensi luar biasa. Dengan luas wilayah yang hanya 175,5 km² dan jumlah penduduk hampir 400 ribuan, Cilegon seharusnya bisa menjadi kota terdepan di Indonesia. Namun dengan industri strategis dan kondisi geografisnya yang strategis, namun masih menyimpan permasalahan. "Pendidikan, keterampilan, pemahaman masyarakat, ternyata tidak bisa mengimbangi industri padat modal," ujar Ketua Fraksi PAN DPRD Banten itu.

Dengan segala potensi itu, menurut dia, target tinggi untuk Kota Cilegon menjadi kota terdepan di Indonesia sangat pantas menjadi target sepuluh tahun ke depan. Dengan beban sedikit dan potensi yang besar, tinggal bagaimana menggunakan APBD untuk kepentingan masyarakat.

Dia juga optimistis Kota Cilegon bisa menjadi pusat perdagangan jasa di Pulau Jawa paling timur ini. "Saya juga ingin membuat kehidupan di Cilegon yang harmonis, kehidupan yang asri, dan moda transportasi yang terintegrasi," ucapnya.

Namun, Dede mencatat permasalahan utama di Kota Cilegon adalah pengangguran atau lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, prioritasnya adalah bagaimana menyelesaikan persoalan tersebut. "Jadi, harus menyiapkan lapangan pekerjaan," tuturnya.

Dia mengatakan, solusi di antaranya adalah pengembangan industri padat karya. Industri ini, kata dia, dinilai mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Namun pengembangan industri padat karya ini, kata dia, dihadapkan kendala atau beban kebijakan upah minimum kabupaten/kota (UMK).

"Dalam skala lebih luas, industri padat karya ini memberi kontribusi sekitar 30 persen pertumbuhan industri nasional. Cuma memang masalahnya yang dihadapi untuk mengundang industri padat karya, ada dibeban upah atau dalam hal ini upah minimum provinsi (UMP). Tapi apakah solusinya tidak ada? Ada (solusinya," tutur Dede.

Ketika ditanyakan soal usianya yang masih muda dalam menjangkau basis dukungan masyarakat, Dede mengaku diuntungkan dengan posisi tersebut. Sebab, suara mayoritas di Kota Cilegon adalah kaum milenial atau usia produktif.

Dalam pertarungan pemilihan legislatif (Pileg) 2019, model kampanye milenial yang dekat dengan digitalisasi sangat efektif. "Karena suara milenial di Kota Cilegon sangat besar. Data di KPU, suara saya di Pileg 2019 termasuk record adalah bukti suara milenial sebagian besar. (Tim Kabar Banten)*

Kiprah Dede Rohana

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah