Tagihan Listrik Tetap Tinggi Ditengah Wabah Covid-19, Warga Kota Cilegon Protes PLN

- 14 Mei 2020, 03:30 WIB

CILEGON, (KB).- Warga Kota Cilegon yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil dan Mahasiswa Cilegon (AMSMC) berunjuk rasa di halaman kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) UPJ Cilegon, Rabu (13/5/2020). Mereka memprotes PLN, karena belakangan ini tagihan listrik tetap tinggi meski ada kompensasi di tengah wabah Covid-19.

Massa gabungan dari beberapa organisasi diantaranya Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon, Jaringan Muda Indonesia (JMI) Kota Cilegon, datang tiba di Kantor PLN Kota Cilegon, di Kelurahan Sukmajaya Kecamatan Jombang, sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka langsung memasang vamplet dan kertas karton dipagar gedung.

Vamplet tersebut bertuliskan kecaman terhadap PLN yang dinilai buruk dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Khusus di Kota Cilegon, (tagihan listrik) bukan saja naik menjadi 6 kali lipat. Namun juga ada pemilik rumah kosong yang jelas itu tidak melakukan aktifitas selama pandemi harus juga menjadi korban karena tagihan listrik PLN. Hal ini justru menjadi aneh karena tidak ada aktifitas tetapi membayar ratusan ribu rupiyah,” kata Koordinator aksi Hadi Rusmanto.

Baca Juga : Warga Kota Cilegon Keluhkan Tagihan Listrik Membengkak

Menurut dia, carut marutnya tagihan listrik oleh PLN menjadi sumber malapetaka selanjutnya setelah pandemi Covid-19.

Saat ini, kata dia, rakyat tengah sakit dan berjuang bersama melawan Covid-19. Namun, disisi lain masyarakat harus menanggung beban akibat dari mahalnya tagihan listrik dari PLN, yang mencapai 3 sampai 6 kali lipat.

Dia mengatakan, atas dasar desakan dan aspirasi rakyat, kenaikan yang tidak jelas ini menjadi catatan hitam PLN dalam pengelolaan energi pokok untuk rakyat di tengah pandemi Covid-19.

“Rakyat hari ini menuntut, rakyat hari ini bergerak, dan rakyat hari ini melakukan perlawanan terhadap perusahaan yang katanya BUMN tapi malah menyengsarakan rakyat,” ujarnya.

Ketua IMC Rizky Sandicka menuturkan, temuan di lapangan bisa dibuktikan jika pada saat pengambilan stand meter KWH, PLN hanya menebak-nebak dengan menghitung rata-rata, alasannya karena pencegahan Covid-19.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x