Tujuh hari sebelum dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan, WR Soepratman harus menjemput ajal terlebih dahulu tanpa merasakan sebuah kemerkedaan.
Bahkan di detik-detik terakhirnya, WR Soepratman menggenggam piano dengan sebuah naskah lagu untuk Kemerdekaan Republik Indonesia.***