Wisata Religi Masjid Pintu Seribu di Kota Tangerang Banten, Terdapat Tasbih Berukuran Raksasa

- 13 Oktober 2022, 18:22 WIB
Masjid Pintu Seribu di Kota Tangerang/Tangkapan Layar/Instagram @m_khoory
Masjid Pintu Seribu di Kota Tangerang/Tangkapan Layar/Instagram @m_khoory /

KABAR BANTEN - Masjid Pintu Seribu yang berada di kota Tangerang provinsi Banten merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Banten.

Masjid Pintu Seribu ini terletak di RT. 01/RW. 03, Kampung Bayur, Kelurahan Priuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Dilansir Kabar-Banten.com dari laman dispar.bantenprov.go.id, Masjid Pintu Seribu terbilang masjid yang unik, terdapat sekat di tiap ruangannya hingga membentuk ruangan seperti mushola.

Baca Juga: 58 Nama Bayi Perempuan Islami Indah, Cantik A hingga Z Bahasa Arab 2 Kata 

Setiap ruangan (mushola) memiliki nama tersendiri seperti mushola Fathul Gorib, Tanbihul Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga mushola Ratu Ayu. Luas area mushola masing-masing sekitar 4 meter.

Selain mushola, keunikan lain adalah tasbih berukuran raksasa terpajang di dalam ruangan. Memiliki 99 butir berdiameter 10 centimeter. Setiap butir bertuliskan nama Asma’ul-Husna.

Konon, tasbih itu merupakan terbesar di Indonesia. Di beberapa pintu masjid dan pagar depan, tampak terlihat angka 999.

Baca Juga: 58 Nama Bayi Perempuan Islami Indah, Cantik A hingga Z Bahasa Arab 2 Kata 

Angka ini menurut pengurus masjid, merupakan penggabungan jumlah nama Allah dan nama sembilan wali (wali songo).

Diketahui, penamaan nama Pintu Seribu ini awalnya dari wartawan dulu yang berkunjung ke masjid ini.

Pada akhirnya nama Masjid Agung Nurul Yaqin dikenal oleh masyarakat luas dengan nama Pintu Seribu.

Baca Juga: Lirik Lagu Filter yang Dinyanyikan Jimin BTS dalam Album Bertajuk Map Of The Soul: 7 

Masjid Pintu Seribu dibangun oleh almarhum Syekh Al-Bakhir Mahdi seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Al-Faqir. pada tahun 1978 dan selesai pengerjaanya tahun 1982.

Mulai dari pembiayaan hingga pembangunan ia tanggung sendiri, Al-Fakir meninggal pada tanggal 1 Ramadhan 2012 lalu.

Selanjutnya, kepengurusan Masjid Pintu Seribu ini dilanjutkan oleh keempat putra almarhum, yakni Khairul Zaman, Khainul Yakin, Fatwa Paku Alam dan  Khairullah.

Baca Juga: APDESI Kabupaten Pandeglang Minta Pemprov Banten Kucurkan PSU dan RTLH 

Pembangunan masjid ini bahkan tidak memakai gambar rancang. Tidak ada desain dasar yang bisa menampilkan corak arsitektur tertentu.

Adapun pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec.

Biasanya para peziarah akan datang di hari-hari tertentu seperti hari-hari kebesaran Islam atau saat mau memasuki bulan Ramadan.

Baca Juga: 24 Nama Bayi Laki Laki 3 Kata Islami Aesthetic, Pemuda Tampan Cahaya Keluarga, Penenang Hati Berjiwa Pelindung 

Pada umumnya para peziarah berasal dari Bandung, Karawang hingga Jakarta namun, ada juga peziarah yang berasal dari luar pulau seperti peziarah asal Kalimantan dan Aceh.

Masjid Pintu Seribu berada di tengah-tengah pemukiman warga. Ketika masuk ke dalam masjid, terdapat banyak pintu-pintu dan melewati lorong yang agak gelap.

Setiap lorong di masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk arah. salah satu ruang dari sekian banyak lorong ada yang menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruangan yang biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk beristiqomah.

Baca Juga: Resep Kimchi, Sayur Ala Korea yang Cocok Dimakan Saat Nonton Drama Korea 

Dalam satu pintu yang dibuka digunakan tempat salat wanita. Banyak pintu terkunci karena pengurus yang juga keturunan pemilik masjid tersebut sedang tidak di tempat

Mulanya, Masjid Pintu Seribu ini kurang begitu populer karena digerus zaman, akan tetapi, setelah mulai dipublikasikan banyak media, masyarakat dari berbagai penjuru mulai banyak berdatangan.

Masjid Pintu Seribu diyakini sebagai salah satu tempat penyebaran agama Islam oleh pendirinya. Konon, penyebaran dilakukan dengan cara pembagian sembako untuk fakir miskin dan anak yatim piatu.***

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: dispar.bantenprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah