Keraton Gunung Kawi ini ada sejak zanan Prabu kertameswara 1, sekitar tahun 1.100 masehi.
Di keraton Gunung Kawi ini terdapat 2 makam yang sering diziarahi, yaitu makam Eyang Tunggul Manik dan makam Eyang Tunggul wati.
Makam ini sebenarnya bukan makam tempat keduanya meninggal, namun dilokasi makam ini kedua tokoh yang berasal dari keturunan kejawen kediri itu melakukan Mukso.
Mukso merupakan istilah orang yang bertapa di suatu tempat hingga hilang bersama raga atau fisiknya.
Artinya tempat itu bukan makam seperti biasa namun tempat dimana Eyang Tunngul Manik dan Eyang Tunggul Wati, melakukan Mukso dan hilang hingga sekarang.
4. Klenik pohon Dewandaru
Di dalam komplek keraton Gunung Kawi terdapat pohon yang bernama Dewandaru.
Pohon ini yang sering dikeramatkan oleh orang-orang, konon katanya jika bertapa dibawah pohon Dewandaru tersebut dan kejatuhan benda berupa buah, daun kemudian dibawa pulang terdapat keismewaan yaitu berupa keberkahan dan kekayan.
Namun untuk kejatuhan benda tersebut tidaklah sebentar bahkan ada yang bertapa hingga berbulan- bulan, hal itu tergantung niat dan kesungguhan serta keiklasan batin orang tersebut.
5. Tempat Ibadah