Fenomena Perubahan Iklim: Salju Gunung Jaya Wijaya Mencair Hingga Terancamnya Pulau Kecil di Wilayah Indonesia

- 2 April 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi puncak gunung Jaya Wijaya yang memiliki salju abadi, dan diprediksi keabadiannya akan berakhir pada 2026 mendatang akibat pemanasan global.
Ilustrasi puncak gunung Jaya Wijaya yang memiliki salju abadi, dan diprediksi keabadiannya akan berakhir pada 2026 mendatang akibat pemanasan global. /Pixabay/12019

KABAR BANTEN - Fenomena perubahan iklim di Indonesia semakin mengkhawatirkan, hal ini terlihat dari meningkatnya konsentrasi CO2, cuaca ekstrem, bencana hidrometeorologi, dan terancamnya keberadaan pulau-pulau kecil serta kenaikan suhu udara serta mencairnya salju di puncak gunung Jaya Wijaya Papua.

 

Fenomena kenaikan suhu tersebut dikhawatirkan akan lebih panas pada abada ke 21 yang mencapai 3,4 hingga 4 derajat celcius akibat konsentrasi CO2 yang terus meningkat.

Gunung Jaya Wijaya di Papua Indonesia dikenal memiliki salju abadi yang tak pernah mencari, namun karena adanya fenomena iklim yang terjadi salju tersebut kini tak lagi abadi.

Baca Juga: Fenomena 'Super New Moon', Wilayah Pesisir Indonesia Terdampak Banjir Rob, Termasuk Banten dan Kota Serang

Bahkan, pulau-pulau kecil terancam, karena naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan sejumlah pulau tersebut tergenang hingga tenggelam.

Kemudian, dampak dari fenomena iklim tersebut akan terjadi periode ulang anomali La Nina dan El Nino yang terjadi setiap dua hingga tiga tahun sekali, yang sebelumnya lima sampai tujuh tahun sekali.

Mengutip dari akun instagram resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika @infobmkg, jika BMKG mencatat bahwa pada tahun 2016 merupakan tahun terpanas untuk Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0,8 derajat celcius.

Hal itu terungkap sepanjang periode pengamatan BMKG sejak tahun 1981 hingga tahun 2020, dan 2016 menjadi yang paling parah.

Kemudian, pada tahun 2019, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali 0,6 derajat celcius, lebih rendah dari tahun 2018.

Lalu, tahun 2020, Indonesia menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,7 derajat celcius.

Akibat perubahan iklim tersebut, salju yang tersisa di gunung Jaya Wijaya Papua kini hanya tersisa satu persen dan diperkirakan akan hilang sebelum tahun 2026.

Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

BMKG pun kini telah melakukan berbagai langkah sebagai upaya dalam menahan laju perubahan iklim.

Diantaranya dengan membangun Tower Gas Rumah Kaca atau GRK yang akan diresmikan pada puncak perayaan Hari Meteorologi Dunia Ke-73 di GAW (Global Atmosphere Watch) Kototabang, Sumatera Barat.

Tower yang memiliki ketinggian 100 meter tersebut dilengkapi dengan sensor meteorologi yang terletak di tiga titik ketinggian, yaitu 30m, 70m, dan 100m.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Instagram @infobmkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x