Keunikan Tanaman Bambu yang Memiliki Peran Penting Dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Indonesia

- 18 Mei 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait keunikan tanaman bambu yang memiliki peran penting dalam menghadapi perubahan iklim di Indonesia.
Ilustrasi terkait keunikan tanaman bambu yang memiliki peran penting dalam menghadapi perubahan iklim di Indonesia. /Tangkapan layar/Instagram @bhumi-bambu

KABAR BANTEN - Diantara sekian jenis tanaman yang ada di Indonesia, tanaman bambu dikenal memiliki banyak manfaat.

 

Mulai dari digunakan sebagai bahan bangunan, kerajinan, hingga bahan baku tekstil

Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim (DPPPI) yakni Ir. Sarwono Kusumaatmadja bahwa di Indonesia sendiri terdapat lebih 1.500 spesies tanaman bambu yang terangkum dalam 90 famili tumbuhan.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, 4 Manfaat Menanam Pohon Kelor di Depan Rumah

Secara umum tanaman bambu memiliki bentuk dan ukuran yang sangat berbeda, dari berukuran batang kecil hingga yang berukuran tinggi mencapai 30 meter.

Uniknya bagi Indonesia merupakan menjadi habitat jenis yang paling umum diantara komunitas bambu yakni bambu tropis.

Dimana jenis tanaman bambu ini memiliki ciri batang cenderung lebih tebal daripada jenis tanaman bambu lain dengan batang lebih ramping dan akar yang menyebar.

Selain itu Indonesia memiliki kurang lebih 176 spesies tanaman bambu atau 10 persen dari keseluruhan spesies tanaman bambu yang ada di dunia.

Diantara tanaman bambu yang berkembang di Indonesia sekitar 50 persen dapat digolongkan sebagai tumbuhan endemik.

Sehingga hal tersebut membuat tanaman bambu ini telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman hias, kerajinan tangan, perkakas, furniture, bahkan untuk alat musik terutama dikawasan pedesaan.

Sementara itu dikawasan perkotaan, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dipandang memiliki kebutuhan akan sandang, pangan, dan perlindungan yang juga meluas.

Seiring dengan perkembangan zaman, peran atau manfaat dari tanaman bambu memiliki kegunaan yang sangat luas dari waktu ke waktu.

Untuk itu kita perlu mengetahui pemahaman bagaimana kontribusi atau peran tanaman bambu dalam pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Sekretariat DPPPI, berikut penjelasan tentang keunikan dari tanaman bambu yang memiliki peran dalam menghadapi perubahan iklim di Indonesia.

Sebelumya Indonesia pernah menjadi tuan rumah dari Kongres Bambu Internasional ke-4 di Bali.

Sebagai tindak lanjut dari Konferensi Internasional itu, Kementerian Lingkungan Hidup sudah menyusun naskah mengenai perkembangan strategis tanaman bambu yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Baca Juga: Tercantum dalam Al-Qur'an! Inilah 9 Tanaman Pembawa Kekayaan atau Berkah Menurut Islam

Saat ini naskah tersebut perlu diperbaharui karena zaman sudah berubah banyak dan naskah yang disusun pada tahun 1995 itu perlu ditinjau kembali dan diperkaya isinya pungkas Ir. Sarwono Kusumaatmadja.

Keterkaitan tanaman bambu dengan perubahan iklim menurut Analis Kerja Sama Teknik Standarisasi, dari Pusat Standarisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim yakni Desy Ekawari, S.Hut. M.Sc. bahwa tanaman bambu ini berasal dari keluarga atau famili rumput.

Secara umum sering kali orang menyebut tanaman bambu ini rumput raksasa, karena memiliki bentuk yakni berumpun seperti rumput.

Di kehutanan istilah tanaman bambu ini termasuk kedalam Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Jika dilihat dari manfaatnya tanaman bambu ini bisa dibilang seperti tanaman kelapa, diman dari ujung hingga kepangkalnya bisa dimanfaatkan.

Secara tradisional kita memanfaatkan tanaman bambu untuk kehidupan sehari-hari, khususnya untuk masyarakat yang di pedesaan.

Namun, seiring dengan adanya inovasi serta kemajuan teknologi, dari tanaman bambu ini bisa kita olah menjadi berbagai macam produk, pungkas Desy Ekawati.

Adapun contoh pemanfaatan dari tanaman bambu yang lebih modern ini seperti tisu, perbotan, sedotan dan lain-lain.

Sedangkan pemanfaatan tanaman bambu itu sendiri peranannya dalam aspek kelestarian lingkungan ada tiga pilar yang tidak bisa dilupakan.

Tiga pilar tersebut adalah sosial budaya dan itu sudah jelas masyarakat Indonesia memiliki ikatan yang kuat dengan tanaman bambu, untuk masalah ekonomi tanaman bambu ini sudah tidak diragukan lagi dengan berbagai macam produk baik yang nampak maupun yang tidak nampak dan aspek ekologis bahwa tanaman bambu bisa tumbuh dengan mudah dimana saja

Termasuk ke dalam famili rumput, tanaman bambu bisa tumbuh subur dimana saja, meski ada beberapa jenis bambu yang memerlukan tempat khusus untuk tumbuh dengan baik.

Pada umumnya tanaman bambu ini bisa tumbuh dimana saja, selain itu bisa jadi solusi untuk degredasi lahan dan sebagainya.

Baca Juga: 7 Pohon yang Tidak Baik Ditanam di Depan Rumah, Konon Aura Negatifnya Bikin Sial

Jika manfaat tanaman bambu ini banyak, lantas bagaimana cara pengembangannya oleh masalah selama ini?

Menurut Monica Tanuhandaru selaku Excecutive Director Yayasan Bambu Lestari masyarakat Indonesia sudah menggunakan tanaman bambu sejak ratusan bahkan ribuan tahun

Pemanfaatan tanaman bambu juga sudah menjadi sandang, pangan bahkan Kraft (alat)

Sebelum masuknya bahan-bahan baku industri seperti besi, gelas, plastik, kaca dan yang lainnya masyarakat sudah menggunakan serat alami yang bersumber dari alam.

Pada saat ini masyarakat sudah mulai memahami bagaiman cara pemanfaatan dari tanaman bambu namun masih sangat terbatas.

Pengembangan dari pemanfaatan tanaman bambu ini seharusnya memiliki solusi di tingkat hulu, tengah dan hilir.

Di tingkat hulu Kementerian LHK dengan Pemerintah Daerah melalui program FOLU Net Sink 2030 akan banyak mendapatkan manfaatnya dengan pengembangan tanaman bambu agroforestry

Diketahui bahwa tanaman bambu bukan tanaman mono kultur, sejak dulu tanaman bambu ini sebagai bagian dari kebun, ladang dan hutan.

Biasanya masyarakat adat tinggal komunal memiliki cadangan tanaman bambu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Seperti untuk memperbaiki rumah, membuat alat, membuat busur panah, membuat pisau, membuat pagar, membuat jembatan dan lain-lain.

Jauh sebelum adanya industrialis bahan bangunan ataupun bahan baku, kita harus menjaga kearifan lokal yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dalam rangka memasyarakatkan program pengembangan pemanfaatan tanaman bambu melalui Yayasan Bambu Lestari, tanaman bambu ini bisa di kembangkan sebagai gerakan ketahanan Desa.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia ini rawan bencana, dan itu tidak hanya bencana gempa, banji dan longsor saja tapi bencana iklim juga.

Seperti bencana yang terjadi di NTT yaitu badai Seroja, dimana desa yang dikelilingi oleh hutan bambu relatif rumah-rumahnya aman dari badai tropis tersebut.

Kejadian serupa juga terjadi d pada November 2022, saat gempa bumi bermagnitudo 4,3 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga: Waspadai Istri dengan 6 Ciri Berikut, Bisa Jadi Terkena Pelet

Ketika banyak rumah warga yang terbuat dari tembok beton runtuh, namun sebaliknya ruma-rumah dari kayu dan bambu tidak mengalami kerusakan yang terlalu parah.

Selain itu Yayasan Bambu Lestari juga ingin mendorong semua mitranya tidak hanya masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah dan yang lainnya ingin menggerakkan kembali ketahanan masyarakat dan ketahanan desa.

Yayasan Bambu Lestari ingin membangun kesadaran masyarakat agar masyarakat lebih memilih menggunakan bambu atau kayu untuk membangun rumah.

Saat ini Kementerian PUPR sudah mulai diskusi dan memikirkan untuk menggunakan tanaman bambu dan kayu sebagai solusi alam yang menjadi standar bangunan perumahan rakyat.

Khususnya bagi wilayah-wilayah di Indonesia yang rawan dengan bencana, diharapkan masyarakat memiliki cadangan tanaman bambu untuk kebutuhan hidup mereka sendiri

Jika cadangan tanaman bambu ini bisa dikembangkan sebagai industri desa, namun ada unsur agroforestry juga atau ketahanan pangan.

Ketika terjadi bencana terkadang situasi dan jarak itu sulit dijangkau, biasanya bantuan baru datang setelah tiga hari terjadinya bencana.

Yayasan Bambu Lestari ingin mendorong 74 ribu desa di Indonesia terutama lokasi-lokasi yang sulit dijangkau untuk menanam tanaman bambu dengan pola Wana Tani, tentunya dengan pangan yang biasa ditanam.

Sekarang ini Yayasan Bambu Lestari sedang membuat peta tanaman bambu agroforestry untuk melihat satu jenis bambu diseluruh Indonesia terutama tanaman bambu endemik yang tidak ada di negara lain.

Perubahan iklim ini merupakan lintas sektor, dimana semua hal bisa kita lakukan untuk bumi.

Baca Juga: 5 Sikap yang Menandakan Pria Pasanganmu Rindu Ingin Bertemu Denganmu

Dari satu rumpun bambu Betung usia lima tahun dengan jumlah 20 batang dan tinggi pohon rata-rata 15 meter serta diameter batang 10 sentimeter dapat mengkonservasi banyak air.

Untuk yang jumlahnya mencapai 391.22 ribu liter air per hektare atau setara dengan 11 unit trik air berukuran 36.000 liter.

Itulah peran penting tanaman bambu dalam menghadapi perubahan iklim, maka sudah seharusnya tanaman bambu itu harus dilestarikan.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Sekretariat DPPPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x