Menurut lembaga pemeringkat Internasional Fitch Solutions, yang menjadi penyebab menurunnya produksi beras dunia karena adanya perang Ukraina dan cuaca buruk di negara-negara penghasil beras seperti China dan Pakistan.
Pada tahun sebelumnya sawah-sawah di China dilanda kekeringan ditambah bencana banjir dan hujan di pusat utama produksi beras di China yakni Guanxi dan Guangdong.
Sedangkan di Pakistan, pada tahun lalu ditimpa bencana banjir, sehingga berpengaruh juga pada penurunan produksi beras yaitu sebesar -31 persen.
Selain itu, dampak dari La Nina dan El Nino merupakan salah satu faktor yang menyebabkan produksi beras dunia berpotensi turun.
Lantas apa apa saja dampak dari menurunnya dari produksi beras global ini?
Menurut seorang analisis komunitas Fitch Solutions yakni Charles Hard untuk di tingkat dunia dampak paling nyata ada pada harga beras yang tinggi.
Dimana harga beras ini diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun 2024, untuk harga rata-rata beras di tingkat global sekitar 17,30 USD / Cwt hingga akhirnya tahun.
Di Indonesia sendiri tentunya akan kena imbasnya juga, apalagi negara Indonesia merupakan salah satu konsumen terbesar beras.
Dampak kenaikan beras di Indonesia sebesar 3,33 persen atau Rp 13.400 per kilogram, padahal haga beras di Indonesia tidak setinggi itu.