Bank Padi atau Leuit, Lumbung Padi Bank Tradisional Suku Baduy dan Masyarakat Sunda

- 25 September 2023, 11:30 WIB
Ilustrasi terkait bank padi atau Leuit atau Lumbung Padi masyarakat Sunda dan Suku Baduy, tempat penyimpanan padi sebagai cadangan, agar terhindar dari krisis pangan.
Ilustrasi terkait bank padi atau Leuit atau Lumbung Padi masyarakat Sunda dan Suku Baduy, tempat penyimpanan padi sebagai cadangan, agar terhindar dari krisis pangan. /Tangkapan layar/Instagram @rohmannisfi

KABAR BANTEN - Siapa bilang hanya uang saja yang bisa disimpan di bank? ternyata padi juga bisa, tapi ini beda bank ini adalah bank padi atau yang biasa dikenal dengan sebutan Leuit atau Lumbung padi yang hanya ada di masyarakat Suku Baduy dan Sunda.

 

Diketahui Leuit atau Lumbung Padi merupakan lumbung pangan atau bank tradisional masyarakat Sunda dan Suku Baduy yang ada di Provinsi Banten.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Leuit sebagai warisan leluhur masyarakat Sunda dan Suku Baduy, sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Bang Ozan Channel.

Baca Juga: Beberapa Fakta Unik Suku Baduy di Banten, Mandi di Sungai Hingga Tradisi Kawalu

Berikut informasi tentang Leuit atau Lumbung Padi bank tradisional masyarakat Sunda dan Suku Baduy.

Jika berbicara mengenai warisan budaya Indonesia memang tidak pernah ada habis-habisnya, salah satunya adalah Leuit atau Lumbung Padi.

Leuit atau Lumbung Padi sebagai warisan leluhur yang hingga saat ini masih ada di masyarakat Sunda dan Suku Baduy di wilayah Banten Kidul.

Dengan memiliki konsep yang ditawarkan leluhur masyarakat Sunda dan Suku Baduy.

Leuit atau Lumbung Padi memiliki makna penting bagi keberlanjutan hidup manusia baik secara lahir maupun batin.

Leuit atau Lumbung Padi merupakan lumbung pangan tradisional khas masyarakat Sunda dan Suku Baduy yang bentuknya mirip dengan rumah panggung dan digunakan untuk penyimpanan berbagai jenis hasil pertanian seperti padi, jagung dan yang lainnya.

Cara penyimpanan padi tradisional di Leuit atau Lumbung Padi ini dipercaya oleh masyarakat Sunda dan Suku Baduy bisa membuat padi awet hingga 20 tahun.

Pada umumnya penyimpanan dalam satu Leuit atau Lumbung Padi bisa menyimpan hingga 1000 ikat padi atau 2,5 hingga 3 ton gabah.

Hingga saat ini masih ada beberapa desa yang menyimpan padi di Leuit atau Lumbung Padi seperti di Kampung Baduy atau di kampung-kampung adat Jawa Barat.

Leuit adalah bahasa Sunda untuk membahasakan lumbung pangan, bagi sebagian masyarakat adat Banten Kidul atau Suku Baduy Leuit sekedar tempat untuk menyimpan hasil pertanian.

Dimana keberadaan Leuit atau Lumbung Padi ini melambangkan kesuburan, kemakmuran, keberkahan, keselamatan dan rahayu.

Terdapat mitologi yang berkembang di masyarakat kasepuhan Suku Baduy yang percaya bahwa padi adalah jelmaan dari Nyi Pohaci atau Dewi Sri dan Leuit sebagai rumahnya.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Bahasa Manusia Kuno yang Menjadi Misteri dan Belum Bisa Diterjemahkan Hingga Saat Ini

Bangunan Leuit berbentuk rumah panggung yang ditopang dengan empat tiang kayu, batu atau dalam bahasa Sunda disebut dengan tumpak yang berfungsi sebagai pondasi.

Adapun bahan baku untuk membuat Leuit biasanya menggunakan anyaman bambu, daun aren dan ijuk sebagai atap bangunan.

Model ini sebagian masyarakat menggunakan seng dan papan kayu sebagai dindingnya.

Untuk pintu Leuit biasanya berada di bagian muka atas dekat dengan atap bangunan, pada umumnya ukuran Leuit di kasepuhan berkisar 2 kali 3 meter, dengan kapasitas sebanyak 600 ikat gabah atau masyarakat kasepuhan biasa menyebutnya pocong.

Dimana setiap pocong gabah itu memiliki tiga kepalan gabah yang ukurannya sebesar kepala orang dewasa.

Lokasi bangunan Leuit atau Lumbung Padi ini menyerupai sebuah kompleks atau pemukiman penduduk yang letaknya terdapat di dataran tinggi.

Masyarakat kasepuhan Suku Baduy melarang atau diistilahkan pamali jika bangunan Leuit atau Lumbung Padi ini berada di dekat pemukiman penduduk.

Hal tersebut memiliki alasan yang logis, seandainya terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran di area pemukiman, maka stok pangan akan tetap aman.

Selain itu, menyimpan padi di dataran tinggi, dipercayai oleh Suku Baduy bisa meminimalisir rusaknya padi karena keadaan suhu yang lembab.

Leuit sebagai lumbung pangan, memiliki peranan penting bagi komunitas adat kasepuhan masyarakat Suku Baduy.

Setiap unit keluarga harus memiliki Leuit atau Lumbung Padi untuk kebutuhan pangan pribadi.

Selain Leuit pribadi, terdapat juga Leuit yang sifatnya milik komunal yang bisa masyarakat Suku Baduy menyebutnya Leuit jimat.

Namun, secara prinsip sistem dan mekanisme kerjanya lebih kurang sama, dimana Leuit Komunal memiliki fungsi sebagai lumbung pangan sekaligus penyelamat komunitas disaat tatanan sosial sedang tidak baik-baik saja.

Selain itu juga memiliki fungsi sebagai ritual adat rukun tani yakni sebagai pengikat sosial budaya masyarakat Suku Baduy.

Sistem Leuit itu sendiri diadopsi oleh kelompok atau lembaga sosial di komunitas sebagai tabungan.

Baca Juga: Ingin Berkunjung ke Baduy Dalam? Ini 5 Aturan yang Wajib Dipatuhi Wisatawan Saat Berkunjung

Misalnya kelompok pemuda memiliki Leuit pemuda yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kepemudaan seperti untuk membeli alat olahraga atau ikut partisipasi olahraga antar kampung.

Ada juga Leuit masjid atau mushola yang peruntukannya khusus untuk keperluan Masjid dan mushola.

Itulah informasi tentang Bank padi atau Leuit, sebagai lumbung pangan, atau Lumbung Padi bagi masyarakat Sunda dan Suku Baduy, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Bang Ozan Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah