WHO: Kesepian Dapat Menyebabkan Masalah Kesehatan Masyarakat Global

- 26 November 2023, 19:25 WIB
Ilustrasi Seseorang yang Kesepian
Ilustrasi Seseorang yang Kesepian /wirestock/Freepik

KABAR BANTEN – WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia telah meluncurkan Komisi Internasional untuk mengatasi kesepian.

 

Komisi Internasional untuk mengatasi kesepian yang diluncurkan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, untuk mengatasi ancaman kesepian dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Dimana ancaman kesepian menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia seperti halnya merokok 15 batang sehari, sehingga organisasi ini meluncurkan Komisi Internasional untuk mengatasi kesepian.

Hal ini terjadi setelah pandemi Covid-19 yang menghentikan aktivitas ekonomi dan sosial meningkatkan tingkat kesepian, namun banyak yang baru menyadari akan pentingnya masalah ini. 

Dilansir Kabar Banten dari The Guardian, WHO telah membentuk komisi internasional untuk mengatasi masalah ini. 

Dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Dr Vivek Murthy dan utusan pemuda Uni Afrika Chido Mpemba. 

Peneliti yang terdiri dari 11 aktivis dan menteri pemerintah, termasuk Ralph Regenvanu, menteri adaptasi perubahan iklim di Vanuatu , dan Ayuko Kato, menteri yang bertanggung jawab atas tindakan kesepian dan isolasi di Jepang.

“Kesepian melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan,” kata Mpemba. 

“Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan.” Lanjutnya, dikutip Kabar Banten dari The Guardian. 

Risiko kesehatannya sama buruknya dengan merokok hingga 15 batang sehari, dan bahkan lebih besar dibandingkan risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, menurut Murthy.

 

Meskipun kesepian sering dianggap sebagai masalah di negara-negara maju, Murthy mengatakan tingkat satu dari empat lansia yang mengalami isolasi sosial adalah serupa di seluruh wilayah di dunia.

Pada orang dewasa yang lebih tua, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%.

Namun, hal ini juga merusak kehidupan generasi muda. Antara 5% dan 15% remaja mengalami kesepian. 

Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian dibandingkan dengan 5,3% di Eropa.

Remaja yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. 

Hal ini juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk, merasa tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan kepuasan kerja dan kinerja yang lebih buruk.

Mpemba mengatakan bahwa di seluruh Afrika, dimana sebagian besar penduduknya terdiri dari kaum muda, tantangan seputar perdamaian, keamanan dan krisis iklim, serta tingginya tingkat pengangguran, berkontribusi terhadap isolasi sosial. 

“Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital,” katanya.

Murthy menambahkan jika masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja, kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai.***

 

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah