Mayat Bergelimpangan, Penggali Kubur Kerja 24 Jam, Kasus Covid-19 di India Tembus 18 Juta Orang

29 April 2021, 22:31 WIB
KAsus Covid-19 di India meledak, mayat bergelimpangan membuat para penggali kubur bekerja 24 jam. /tangkap layar video Reuters

 

KABAR BANTEN - Ledakan kasus Covid-19 di India melewati 18 juta dan menembus rekor dunia infeksi harian, pada Kamis 29 April 2021.

Para penggali kubur harus bekerja sepanjang waktu menguburkan atau mengkremasi ratusan korban lainnya di tumpukan kayu, akibat kasus Covid-19 di India melonjak. Bahkan hingga berserakan di taman dan tempat parkir.

Dikutip KabarBanten.com dari Reuters, pemandangan menyedihkan terjadi akibat ledakan kasus Covid-19 di India tersebut.

 Baca Juga: Polresta Bandara Soetta Ungkap Mafia Karantina WNA, Lima Warga Negara India Diamankan

Para penggali kubur di Mumbai harus bekerja dalam shift 24 jam saat jumlah kematian Covid-19 di India melonjak tajam.

Salah satu penggali kubur, Sayyed Munir Kamruddin, menyiapkan kuburan untuk penguburan Covid -19 di sebuah pemakaman di Mumbai, India 28 April 2021.

Pemandangan menyedihkan itu, nampak saat kerabatnya menurunkan jenazah seseorang yang meninggal akibat penyakit Covid-19 ke sebuah kuburan di sebuah kuburan.

Sementara, Ayesh Ansari harus kehilangan istrinya yang hamil 8 bulan, Gulshan Ansari. Dia berusaha tegar saat menurunkan tubuhnya ke dalam kuburan, setelah istrinya itu meninggal karena Covid-19.

 Baca Juga: Ramai Ratusan WN India Tiba di Indonesia, KKP Bandara Soekarno Hatta Pastikan Negatif Covid-19

Menteri Kesehatan Union Dr Harsh Vardhan Namun, justru mengungkapkan data mengejutkan dan diluar dugaan dengan klaim tingkat kematian akibat Covid-19 di India terendah di dunia dengan 1,11 persen.

 Baca Juga: India Open Ditunda, Jorji dan Hafiz-Gloria Jaga Peluang Lolos Olimpiade Tokyo 2020

Pernyataan Menteri Kesehatan muncul sebagai rekor kenaikan satu hari dari 3.79.257 infeksi Covid-19 dan 3.645 kematian, pada hari Kamis 29 April 2021 menjadi 1.83.76.524 dan jumlah kematian menjadi 2.04.832.

Sementara itu, beberapa pemimpin oposisi, termasuk Rahul Gandhi dan Priyanka Gandhi, mengklaim bahwa kebenaran tentang pandemi terselubung dan kematian tidak dilaporkan.

Beberapa hari yang lalu, Rahul Gandhi, yang muncul di Center, menulis tweet: “Selubungilah kebenaran. Tolak kekurangan oksigen. Jangan melaporkan kematian. Pemerintah India (GOI) melakukan segalanya untuk menyelamatkan citra palsunya,"tulisnya.

 Baca Juga: Ramai Ratusan WN India Tiba di Indonesia, KKP Bandara Soekarno Hatta Pastikan Negatif Covid-19

Priyanka Gandhi dalam sepucuk suratnya kepada CM Yogi Adityanath di Uttar Pradesh juga menuduh bahwa angka kematian tidak dilaporkan. “Permainan kematian yang tidak dilaporkan ini dimainkan setiap hari di setiap distrik, di setiap kota UP,” katanya.

Harsh Vardhan mengatakan komunitas medis, yang tidak menyadari sifat virus Covid-19 pada awal pandemi, sekarang lebih dibekali dengan pengetahuan untuk menangani virus.

Sementara itu, permintaan oksigen medis telah meningkat 67 persen dalam sembilan hari terakhir, menurut Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga. Permintaan telah menyebar dari 12 negara bagian pada 15 April hingga 22 negara bagian pada 24 April.

 Baca Juga: Satu Per Satu Turnamen Dibatalkan, Resmi! India Open 2021 Ditunda, Situasi Covid-19 di Delhi Memburuk

Ketika India memerangi gelombang kedua pandemi virus korona yang menghancurkan, negara-negara di seluruh dunia telah mengumumkan pengiriman pasokan medis untuk membantunya mengatasi situasi tersebut. Menurut pemerintah, setidaknya 40 negara telah maju menawarkan bantuan ke India.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: REUTERS Indiana Express

Tags

Terkini

Terpopuler